Partai berbasis keluarga akan tetap eksiskah tahun 2024 kelak dibandingkan dengan partai profesional?
Sebuah pertanyasan setelah saya membaca sebuah chanel portal berita CNN yang memberitakan pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri yang menyatakan siap regenerasi kepemimpinan di partainya.
Studi kasus nampaknya banyak partai yang dulu dikelola "keluarga" sangat eksis dan dapat diperhitungkan langkahnya seperti Golkar dengan trah Cendana, PAN dengan trah Amien raisnya, PPP dan PKB juga salah satu contoh partai berbasis keluarga tak lepas daripada PDIP adalah sebuah realita yang sekarang baru gonjang ganjing adalah partai Demokrat yang didalamnya ada trah SBY.
Saya tidak akan membahas secara khusus sebuah partai yang penuh Kroni yang mana akan saya sandingkan dengan partai profesional seperti PKS, PSI, Gerinda tetapi berkaca pada kasus di partai Demokrat nampaknya kita harus pandai untuk kedepan memilih partai yang profesional tanpa beban masa lalu dan trak record baik pengurusnya akan sulit bila kita hanya berpikiran sempit "memilih yang menang"
Realita bukan saja sebuah partai yang berbasis keluarga partai profesionalpun bisa goncang bila ada miss di kepemgurusannya dan terjadi caos karena pemimpinya dinilait idak adil
Sebuah realita kekinian setelah nanti kepemimpinan era presiden J ini berakhir akan semakin intensnya perebutan tampuk kepemimpinan baik didalam partai maupun diluar partai.
Banyak trik dan intrik di dalam tubuh partai yang mempermasalahkan faktor 2 D yakni dana dan kedekatan dengan pemimpin saat ini.
Eksis tidaknya partai berbasis keluarga sudah tampak di beberapa legitimasi KKN baru yang nyata telah dijalan penguasa saat ini bukan rahasia umum lagi maka faktor dekat yakni kedekatan dengan istana bisa jadi untuk melanggengkan ambisi politiknya dengan cara batil menyudahi parpol berpengaruh di kelola secara basic keluarga dipecah untuk ambisinya salah satu orang dekat istana inilah yang buat suram parpol berbasis keluarga.
#analisis kekinian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H