Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

2021, (Tidak) Ada Perang Asia

Diperbarui: 5 Januari 2021   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

2021,(tidak) ada perang ASIA

Oleh Al_ sayyid jumianto

 

                   Penemuan "drone" bawah laut seaglider oleh nelayan di pantai sulawesi tampaknya harus di tanggapi secara serius oleh kita, baik intiusi                        pertahanan, intisusi kelautan maupun intiusi pendidikan di tanah air semua orang masih menduga-duga kegunaan  sea glider  bagi yang                       melayarkannya ke arah  laut Indonesia dan maksudnya untuk apa masih di selidiki oleh yang berwenang sampai saat ini.

Semua memperkirakan ini sebuah bentuk mata-mata dari suatau pihak yang mempunyai kepentingan tertentu di di Laut China selatan ( sekarang di beri nama oleh Indonesia menjadi Laut Natuna Utara) sebuah penyebutan yang membuat orang berpikir dua kali untuk menjadikan "pangkalan" militer kedua setelah berakhirnya pangkalan militer di Filipia oleh Amerika serikat dan lowongnya "satpam " dunia di Asia pasifik militer China nampaknya agresif untuk menjadi" satpam" diperairan ini karena gurihnya lahan dan faktor ekonomi yang melatar belakangi adalah sebuah kenyataan yang tidak bisa di pungkiri oleh semua pihak yang "memperebutkan" laut Natuna utara ini.

Menjadi tempat setrategis untuk menancapkan pengaruh militernya terutama di NKRI yang masih lowong dan inilah kesempatan yang "emas " di gunakan oleh beberapa militer kelautan di luar NKRI untuk memetakan dan mencari titik kuat serta titik lemah suatu negeri lewat perarian dan itu betul-betul tidak kita sadari dengan alasan penelitian, pemetaan dan juga pencarian sumberdaya alam yang laku nampaknya sektor pertahanan kitalah yang sedikit kedodoran dalam menyikapi " lemahnya pertahanan " kita terutama di laut dengan mudahnya  para penyelundup, dan para pembajak serta teroris menyandera nelayan-nelayan kita ( ingat penyanderaan kapal nelayan kita di perairan sulawesi  oleh pemberontak Abu sayaf ) yang harus di tebus dengan uang milyaran, nampaknya kementerian pertahanan kita sedikit lengah dan inilah buktinya "drone bawah laut" bisa menembus halaman muka laut kita di Sulawesi karena kita lengah dengan adanya pandemi ini dan semua baru fokus pada penanggulangan virus corona ini.

Tidak ada perang asia di tahun 2021 ini

Keyakinan ini berdasar tanda-tanda bahwa dunia sedang menghadapi "perang  besar" dan melumpuhkan sendi-sendi yang ada di semua negara yang ada di bumi ini, perang besar bukanperang dunia ke III tetapi perang melawan virus corona yang ternyata melumpuhkan segi sisi kemanusiaan dan "mebangkrutkan" ekononmi negara secara global  termasuk negeri kita.

Keyakinan kedua adalah masih adanya perjuangan mengembalikan kegiatan ekonomi yang sedikit banyak terpengaruh oleh pandemi virus ini dan inilah perjuangan bangsa-bangsa di dunia ini karena itu mereka mengabaikan  perang konvesional dengan senjata yang sebenarnya karena mereka sedang melawan virus ini dengan bersama-sama  membuat vaksin dan inilah yang baru di kerjakan seluruh negeri di bumi ini,

Keyakinan ketiga saya adalah sebagaian bangsa sedanag berperang dengan virus corona dan mereka yang mempunyai SDM yang unggul berlomba-lomba"perang" membuat vaksin dan juga membuat alat untuk menenyahkan virus ini karena lebih berbahaya dan bisa memusnahkan umat manusia inilah keyakinan para " wariorr" negeri-negeri yang suka perang akan berpikir tiga kali untuk memulai perang di Asia terutama di laut Natuna Utara itulah yang  membuat sebagaian keyakinan saya tidak akan ada perang di Asia tahun ini.

Saran-saran

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline