Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Sorban Sang Habieb

Diperbarui: 9 November 2020   12:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok pri

Sorban sang habieb

Semua orang di kerahkan dan semua umbul-umbul di pasang entah apa yang di buat aku belum ngeh dan menegrti, karena biasanya kalau umbul-umbul dan bendera di pasang adalah waktu hari kemerdekaan agustusan kata semua orang, tetapi hari ini  lain dari yang lain.

Semua jalan dan gang di bersihkan nampak beberapa foto di pasang di pagar-pagar dan tembok rumah juga di pohon-pohon sayang sekali mereka memakunya di pohon yang hidup demi menyambut  kedatangannya

"semua pohon di pangkas sayang " kata tetua desa

"ben, biar terang pak" kata pemuda yang kebetulan baru saja turun dari pohon yang di tebasnya tadi

"kudune, sebernarnya tidak usah dipangakas biar sejuk" keluh bapak tua tadi

'mintanya panitia begitu pak" jawab sang pemuda sambil pergi kearah tempat makan minum di pinggir jalan itu,

Bukan hanya bapak-bapak dan pemuda ibu-ibu juga dikerahkan untuk membuat rangsum makanan ringan demi menunggu  tamu istimewa itu demiini mereka rela mengeluarkan   beberapa lembar uang dan hasil bumi yang mereka punya untuk menyambut kedatangannya.

"besok beliau pulang dari arab" kata seorang tetua desa kami

Memang sudah bebrapa tahun ini sang habieb yang mempunyai pengaruh di kampung kami "pergi " ke arab sana katanya untuk menimba ilmu dan mencari dana bagi rumah-rumah ibadah kami.

"nanti tanah yang kita wakafkan akan di buatkan oleh beliau sebuah pondok pesantren dan didalamnya  ada masjidnya" kata bapak disebelahku lagi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline