Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Tresna

Diperbarui: 13 Juni 2020   22:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tresna


:Alsayyid jumianto


Wabah corona ini tidak surutkan langkahku untuk tetap mencintaimu setulus hatiku. Ini bukan semata cinta yang tulus tanpa ada syarat buatku dan buatmu. Cinta katamu sebagaian bukan basa basi lagi tidak hirau terhalang portal penjagaan. Bukan klasik tetapi ini sungguh nyata ketika cinta ini berawal karena adanya wabah corona ini. Cinta berawal dari mata ke hati itulah alasan klise, kuno, buatku, karena cinta berawal dari portal penjagaan virus corona di gang kampungku. "Silahkan cuci tangan dulu dan jangan lupa pakai masker" begitu aku bilang ke setiap orang yang masuk gang kami. Tangan putih itu tidak pernah aku lupa putih dan bersih, dan kerling mata itulah yang buatku tak sadar betapa cantiknya wanita ini.Kukira aku hanya akan bertemu hanya saat itu saja aku sydah lupakan apakah dia cantik atau jelek dibalik cadar maskernya hanya aku yskin tangan itu putih dan jernih kerling mata itu tidak bisa aku lupakan dibalik rasa ini.

"Benarkah cinta dari mata turun kehati ?? Kuno memang tetapi nyata adanya, sejak bettemu di portak itu aku bisa dekat denganmu setulus hati ini.

Cinta kami dari portal ke hati tidak bisa kami ingkari akhirnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline