Kenangan Gempa jogja untuk hidup normal baru(lagi)
Alsayyid jumianto
Apakah harus dikenang
Apakah harus sedih berkepanjangan
Salahkan siapa
Tiga pertanyaan waktu gempa yang terjadi dijogja 27 Mei 2006 dulu yang menelan lebih 6000 jiwa melayang puluhan ribu luka parah, dan ringan serta rusaknya bangunan dan tempat tinggal.
Sungguh ini pelajaran buat saya yang mengalami nyata kejadian ini walau lokal Yogya tetapi dampak global adalah nyata karena Jogja sebagai kawasan budaya sudah terkenal seantero negeri manca negara. Kehidupan normal jadi tidak normal dan semua runtuh moral dan hasrat kehidupan karena kehilangan anggota keluarga dan harta benda dengan Jogja bangkit maka semua bisa diatasi dan kehidupan normal sampai sekarang. Cermin untuk hadapi bencana bisa kita tarik pelajaran dari gempa Jogja ini.
Wabah covid 19
Empat belas tahun setelah ini Jogja dan negeri ini dilanda wabah corona disini semangat gotong royong dan senasb sepenanggungan dijalankan untuk tanggulangi wabah ini pendirian posko, sanitasi dan penyemprotan mandiri dilakukan sampai tingkat RT.
Semangat ini sungguh sangat mengagumkan dan disini tidak ada dan hanya sedikit warga yang ndableg tidak seperti kota lain.
Jogja dengan semangat ngarso dalem kembali buktikan bahwa wabah ini bisa kita atasi dengan kompak dan disiplin bisa sebagai cermin kota lain.
Isyu normal baru
Semakin nyata apalagi tingkat kematian baru akibat corona di Jogja semakin nyata walau ada se 121 gubernur diy 2020 tetap memperpanjang tanggap darurat bencana ini hingga 30 juni besok adalah nyata.
Sikap disiplin dan gotong royong ayo wujudkan nyata untuk hidup normal baru kelak. Alsayyidja
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H