Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Kenangan Gempa Jogja untuk Hidup Normal Baru (Lagi)

Diperbarui: 28 Mei 2020   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Kenangan Gempa jogja untuk hidup normal baru(lagi)


Alsayyid jumianto

Dok.pri.gempa jogja 27 mei 2006


Apakah harus dikenang
Apakah harus sedih berkepanjangan
Salahkan siapa

Tiga pertanyaan waktu gempa yang terjadi dijogja 27 Mei 2006 dulu yang menelan lebih 6000 jiwa melayang puluhan ribu luka parah, dan ringan serta rusaknya bangunan dan tempat tinggal.

Sungguh ini pelajaran buat saya yang mengalami nyata kejadian ini walau lokal Yogya tetapi dampak global adalah nyata karena Jogja sebagai kawasan budaya sudah terkenal seantero negeri manca negara. Kehidupan normal jadi tidak normal dan semua runtuh moral dan hasrat kehidupan karena kehilangan anggota keluarga dan harta benda dengan Jogja bangkit maka semua bisa diatasi dan kehidupan normal sampai sekarang. Cermin untuk hadapi bencana bisa kita tarik pelajaran dari gempa Jogja ini.

Wabah covid 19

Empat belas tahun setelah ini Jogja dan negeri ini dilanda wabah corona disini semangat gotong royong dan senasb sepenanggungan dijalankan untuk tanggulangi wabah ini pendirian posko, sanitasi dan penyemprotan mandiri dilakukan sampai tingkat RT.
Semangat ini sungguh sangat mengagumkan dan disini tidak ada dan hanya sedikit warga yang ndableg tidak seperti kota lain.
Jogja dengan semangat ngarso dalem kembali buktikan bahwa wabah ini bisa kita atasi dengan kompak dan disiplin  bisa  sebagai cermin kota lain.

Isyu normal baru

Semakin nyata apalagi tingkat kematian baru akibat corona di Jogja semakin nyata walau ada se 121 gubernur diy 2020 tetap memperpanjang tanggap darurat bencana ini hingga 30 juni besok adalah nyata.
Sikap disiplin dan gotong royong ayo wujudkan nyata untuk  hidup normal baru kelak. Alsayyidja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline