Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Seniman Oportunis Jelang Pemilu Perlu!

Diperbarui: 15 Maret 2019   11:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Opirtunisnya para seniman jelang pemilu terhadap kekuasaan.

Opurtunis  itulah salah satu kata yang saya tujukan buat seniman (nasional maupun daerah) yang mendekat pada penguasa yang berkuasa saat ini.
Salah satu band terkenal S langsung  mendukung salah satu petahana saat ini, beda dengan seorang musisi A terpuruk dan malah masuk pengadilan karena "beda " dengan penguasa saat ini.

Riwayat

Sejak zaman dulu seniman selalu "ngempe" yakni ikuti perkemnangan penguasa saat itu dari zaman kerajaan empu tantular  adalah empu tulis kerajaan sampai zaman  kerajaan Mataram Ronggowarsito di Nusantara saat ini seniman dapat sluman slumun slamet walau ada yang tidak slamet seperti anggota-anggota lekra sejak orla jatuh di penjara karena kegiatan seni yang dijalankan dan penjara hadiahnya!

Oportunisme seniman nyata

Saat hadapi pemilu raya ini seniman seakan perlu untuk cari "gantungan" nasib mereka terhadap kekuasaan adalah nyata. Mereka berharap mendapat kesempatan walau hanya sebagai penampil di kampanye sebuah partai dan hanya sebagai "vote getter" dicalonkan karena terkenalnya seorang seniman (penyanyi, aktor aktris, penari dan sebagainya) sebagai pengarah untuk meraih pengumpul suara pada partai tertentu dan ini pernah efektif dijalankan pada era orba, walau diera reformasi ini banyak juga partai yang gunakan cara ini!

Seniman tidak bisa disalahkan dalam dukung mendukung calon tertentu juga tidak bisa disalahkan juga bila mencari "untung" dalam perpolitikan terkini karena mereka butuh "citra" dan penampilan terkini apalagi sekarang seniman digital youtuber mengalahkan seniman tradisional maka mereka cenderung oportunis adalah nyata!
Apakah harus seorang seniman selalu mendukung petahana pemenang saat itu dengan konsekwensinya dan apakah harus seniman berseberangan dengan penguasa dengan konsekwensi padanya jawabnya adalah cari aman dengan oportunis  itulah mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline