Alsayyid jumianto
Terlebih dahulu saya ucapakan turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas korban gempa bumi dan tsunami di bumi Sulawesi , Palu dan Donggala, dan selalu diberi ketabahan bagi yang di tinggalkan juga lekas di pulihkannya bagi yang sakit---alsayyidjumianto---
Saya memberi judul pada artikel ini bukan untuk memanfaatkan kejadian bencana alam di Sulawesi atau tempat lainnya tetapi in juga sebagai share pengalaman saya waktu terjadi gempa di Jogja tahun 2006, semua berawal dari bencana alam, dan kepastian ketidak siapan kita terutama aparat adalah hal nyata, inilah yang membuat sebagai kejadian seakan bencana alam yang terjadi mengerikan dan yang tidak boleh adalah adanya korban harta benda dan jiiwalah yang membuat semua selalu dalam "ketidak pastian dan kesiapan" waktu kejadian ini terjadi adalah benar adanya.
Mengangkat moral rakayat dan jiwa tanpa menyerah, sudah pasti para tokoh utama negeri ini tentu dari jakarta akan langsuang mengunjungi mereka untuk mengangkat moral dari mereka adalah nyata!
Sekali lagi kesiapan kita dalam"mengalami langsung" teruji dari sikap mental kita, menyerah atau kalah dan suka atau tidak suka kita harus alami kenyataan ini.
Ini berhunbungan juga dengan tata kelola kita sebagai individu dan tata kelalo kebijakan yang dilakukan oleh para pemimpin negeri ini.
Di Tahun politik ini
Bencana di politisir?
Politik bencana?
Dua kata yang membuat kernyit dahi saya tetapi di tahun politik ini seakan menjadi syah apalagi setiap kejadian nasional seakan juga sebagai" sebuah kesempatan" untuk para calon apapun calonnya untuk "berkampanye 'adalah hal nyata tetapi ariflah.