Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

"Framing" Gerakan Mahasiswa di Yogyakarta

Diperbarui: 3 Mei 2018   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Framing Gerakan  Mahasiswa di (Jogja) Indonesia

Alsayyid Jumianto

Aku tahu tidur panjangmu setelah  lalunya gerakan Mei 1998 dan sejak 2014 aku juga tahu sudahkah hatimu bertaut pada rakyat khusus di Jogja ini?

Apakah tidur panjangmu sejak Jokowi jadi presiden diam itu adalah emas?

Jogja bukan butuh pembelaan tetapi bukalah matamu!

Inilah yang saya sayangkan framing gerakan  mahsiswa sejak tahun 2014 sejenak tidur adalah nyata dan Jogja nampaknya membelalakan mata kita bahwa ada ketidak beresan di peta politi kita itulah yang dinamakan kericuhan mayday di  depan sebuah kampus Negeri di sinilah nampak nyata betapa pembelaan dari mahasiswa sebagai agen perubahan nampaknya sekaranglah titik nadir dan berbalik arah kearah yang sebenarnya belum nyata!

Jogja adalah basic ilmu dari aliran politik apapun ada dan di sinilah tempat belajar tetapi bila orang nomor satu di sini di" lukai" maka rakyatlah yang akan membela ada benarnya.

Konten dan kotek pembelaan yang bagaimanakah yang akan mereka perjuangkan adalah benar adanya ada ketimpangan dalam pembebasan lahan di calon bandara di Kulon Progo, mahasiswa berupaya mengkomunikasikan penolaknya pada pemerintah ada benaranya tetapi jalan demo yang benar ini ternyata tidak bertika dan tidak mempunyai nalar intelektual adalah nyata juga karena adanya pembakaran pos polisi yang sangat-sangat di sayangkan  karena tidak mencirikan intelektual dan  inilah yang membuat kita prehatin.

Kembali ketiga pertanyaan diatas nampaknya kita sudah tahu bahwa gerakan mahasiswa seakan "sudah" tidur panjang dan agak mati suri lama karena bukan maslah isyu tetapi beban belajar merekalah yang membuat mereka"mandul" dan inilah titik balik dari yang namanya demo kebablasan adalah nyata karena tidak di bukanya kran untuk demo dan juga aspirasi pembelaan yang ternyata sekarang lebih membela pada modal besar yang masuk Jogja adalah nyata,karena korbanya adalah rakyat kecil juga benar adanya mahasiswa semakain "kecil" dan tersudut pada nilai intelektual dan betapa prehatin saya nampaknya sekarang beginilah nasib gerakan mahasiwa kini.

Dulu ada "demo bayaran" sekarang ada "demo karena solidaritas medsos " inilah yang membedakan gerakan murni mahasiswa sekarang dengan mahasiswa dulu. Bukan tanpa agenda tetapi juga bukan karena pesanan partai, organisasi, LSM tertentulah mahasiswa sekarang khusus di Jogja, tampaknya "kooptasi medsoslah" yang mereka bela padahal hal nyata di di depan mata rakyat Jogja mereka lupa apalagi nampaknya inilah kenyataan yang ada  sekarang adalah nyata.

Framing gerakan mahasiswa di tahun politik ini ayolah kembali diubah bukan demo fisik demolah yang intelek dan  kedepankan nilai luhurnya bukan main bakar dan gontok-gontokan apalagi menghina orang nomor satu di Jogja ini!

2 Mei 2018

Alsayyidjumianto

#prehatin

--Jogja tetap istimewa"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline