Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Pathok Bandara, Sebuah Novel 45

Diperbarui: 29 Juni 2016   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

alsayidja.paint

cerita yang kemarin 

yang tak berujung hanya diri dan niat semua harus dilampaui karena semua harus tunduk pada hukum dan aturan, bukankah pemerintah sudah "bang-bang" menerapkan aturan, bila ada niata baik pemerintahan yang syah untuk membangun proyek untuk kepentingan rakyat banyak maka tanah yang kena dampak mega proyek akan di bebaskan dengan ketetapan harrga sesuai dengan pemerintahan yang ada , bila membandel akan di pakasa dan dirampas untuk tidak diberikan ganti rugai sepeserpun inilah sebenarnya kerja pemerintah, ya menemukan dua kepentingan dan karena pemerintahan konon tidak punya uang maka di carilah invsetor juga untuk "menambal" kurnag dananya pemerintahan dalam membangun mega proyek, seperti jalan tol, jembatan, pelabuhan dan bandara ya banda udara untuk mendarat pesawat yang konon harus dengan banyak dana bukan milyaran lagi tetapi trilyunan!

"sebaiknya kamu jangan gegabah nduk"

"kenapa mbok?"

"kita harus tunduk pada aturan yang syah"

"teapi mbok.."

"jangan bandel, kita puasa jangan membuat marah romo mantan kaya kemarin"

"habis bukan membela rakyanta, malahan pendatang kan mbok?"

"klise itulah pemimpin kita, membela..."

"yang membayar ya mbok?"

"kamu tahu simbok pasrah saja supaya enakan hati kita nantinya"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline