Cerita yang kemarin :http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/pathok-bandara-43-sebuah-novel_5725b66b5097731105a9454"puasa ini mungin terahir bagi kita mbok"
"jangan begitu nduk, kenapa?"
"proyek itu sudah mau jalan dengan>>"
"tanpa melihat rasa dan hati kita?"
"nggih mbok"
"apa benar?"
"dikoran sudah ada itu dananya 7 trilyun mbo"
"oakeh banget?, banyak sekali itu nduk.."
"ya bagaimanapun inilah keadaan yang sebenarnya untuk demi pembangunan mbok"
Semua diam menunggu buka di akhir ramadhan yang mengelisahkan, konon awal juli ya awal syawal akan di laksanakan proyek bandara ini karena sudah sepakatnya antara pemegang saham dari swasta dan lahan dari pemerintah, tetanang lahan rakyat ya di abaikan harga tanah dan harga diri mereka termasukd i beli untuk proyek bandara ini. Menunggu Buka yang mengelisahkan, bahkan bila Allah swt berkenan aku dan keluargaku terutama simbok dan sedukur disini aku tidak mau mereka tercera berai dan hilang sedulurnya karena mega proyek ini.
"inilah puasa kita yang terakgir nduk"