Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Pathok Bandara (43), Sebuah Novel

Diperbarui: 1 Mei 2016   15:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cerita yang kemarin :

http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/pathok-bandara-42-sebuah-novel_571cc563f57e61910a6176e0

alsayidja.paintKemana angin akan membawa ya angin perubahan dri yang tidak pasti menjai pasti da hiduplah yang menghendakiku untuk memilih, salah satu pilihan yang pahit dari yang lebih pahit

"nduk pasrah saja"

"tetapi aku tetap ikhtiar mbok"

"mba jujur semua nampaks eram jadinya"

"ya lik aku tahu, tetap berasamaku  ya?"

"aku kan selalu bersama mba Guru"

 Aku diam membisu sperti ombak yang selalu menipu nelayan kadang tenang walu gundah dan kadang berebur dengan lantangnya seperti menantang  akulah ombak!

"kamu tidak tahu di untung"

"kenapa pakde?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline