Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Pathok Bandara, Sebuah Novel 21

Diperbarui: 16 Februari 2016   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="HANYA SEBUAH PAINT DARI AL SAYID"][caption caption="HANYA SEBUAH PAINT DARI AL SAYID"Ini Cerita Yang kemarin:

http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/pathok-bandara-sebuah-novel-20_56c20b46cc92730f178b44bf

 

Benar pagi ini di gedung bundar  yang ada meja ovalnya ada pertemuan besar yang agenda satu membicarakan pembangunan Calon Bandara inetrnasional yang cukup membuat sebagain penduduk di akbupaten Kulon Perkakas ini banyak yang menolak dan sebagian juga mendukungnya.

Nampak bapak Bupati dan wakilnya sebagai kepanjangan rakyatnya dan ketua DPRD dan sekertarisnya yang cantik itu tak lupa Sekda  juga hadir diruang  meja oval ini. Nampak dengan mobil mewah ad ayang datang bersama sekrtairsnya yang cantik dan sexy datang membawa beberapa berkas, disampingnya bapak Pengusaha Cakil datang, sambil mengumbar senyum keluar dari mobil mewahnay yang hitam.

Perwakilan dari BUMN juga dtang yang mengendarai plat merah dan mobil dinas yang wah ini  juga nampak direktur BUMN dengan sekertarisnya yang cantik juga, mengumbar senyum masuk ke gedung oval ini. Layar OHP Sudah jelas di pampangakan tentang sosialisasi  langsung pengusaha Cakil dan perwakilan dari BUMN tentang calon Bandara ini, terpampang jelas di layar OHP tersebut.

Situasi cair serba senyum mendadak hilang waktu presenatsi terjadi dan ironisnya yang di gunakan sebagai pangkal soal adalah keberadaan "rakyat" yang dianggap sebagai obyek pembangunan, terutama yang menolak di jadikan sebagai alasan mengapa pengukuran dan foto calon bandara ini tidak sesuai jadwal yang tersedia dan sesuai anggaran yang ada.

Presentase dari pengusaha Cakil seakan menjadi titik tolak ketegangan di meja oval ini,

"bapak bupati  program kami jelas membuat Bandara inetrnasional terbesar dan termegah bukan tingkat kabupaten dan propinsi sja tetapi tingkat internasional nanti juga bisa mengaguminya" begitu pengusaha cakil  hampir menyudahi presentasinya di muka bapak Bupati dan bapak Ketua DPRD kabupaten Kulon Perkakas ini.

"Semua bagus dan nyata tentang prospeknya dan kelanjutan pertumbuhan ekonominya" demikian tanggapan bapak bupati, tampak rona mukanya berubah ketika catatan yang di berikan oleh bapak wakil bupati samapi ditangannya.

"tentang kendala kami coba bisa nego dan sosialisasi tetapi baru tahu ini data riil atau hanya dugaan bapak tentang sebagain rakyat kami yang menolaknya? tanya bapak Bupati pada pengusaha Cakil

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline