Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Pathok Bandara, Sebuah Novel (15)

Diperbarui: 8 Februari 2016   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Ini cerita yang kemarin :

http://fiksiana.kompasiana.com/alsayidjumianto/pathok-bandara-sebuah-novel-14_56b4ab1e547a61b20a2a3587

 

Pagi, Sore, dan siang sebenarnya semua dulu tentram dan damai, banyak senyum yang ditebarkan di sudut-sudut desa kami dan setiap orang yang dijumpai kadang selalu terlebih dahulu memberikan senyum, uluk salam memberi salam ya salaman kepada yang tua dari yang muda dan yang lebih muda hormat menghormati pada yang lebih tua untuk selalu menyelaraskan hati dan kedamaian disini, senyum dan saudara lebih mulia dan tahu apa yang ada dan sedang dirasakan para sedulur.

 

senyum itu

 

semua seakan menghilang

karena demi

atau kah tidak demi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline