Aku tidak tahu apakah tukang kayu itu yang disalahkan, gara-gara catutnya, tetapi apakah anggota DPR itu merangkap tukang kayu mengapa perlu catut, inilah yang membuatku heran, merangkap jabatan dan inilah yang diributkan di negeri Republik doyong mangulon, maka sang presiden petruk emmanggil ajudanya, mas bagong
"namaku di catut gong"
"Kenapa mas presiden?"
"ya dianggo golek duwet.."
"itu malah kebenaran mas presiden, namanya laku"
"tidak begitu, saya ya ngrasakae yen golek duwet angel( sulit cari uang)"
"benar keadaan begini"
"tetapi tetap kerja ya benar kan"
"jadi tukang catut juga kerja mas presiden"
"tidak usah di panjangin.."
"mengapa?"
"anggota DPR nyambi wes lumrah kebutuhan kok gong"