Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Kebun Jagung

Diperbarui: 14 September 2015   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tak seindah cerita cintamu
ketika, aku bertemu denganmu
tak seindah ladang di hamparan kaki bukit menoreh
di antara perubahan yang nyata
mengapa aku bertemu denganmu

walau jarakmu
dengan aku
20 tahun
sembari hari merambah panas surya

tidakkah kamu rindu
hamparan hijau
meranggas
kering
elnino

menghempas
kering
walau sermo masih menampung jutaan kubik air
mengapa
masih ada tetes air mata
petani

dan peternak
di kaki menoreh aku menemukanmu
lagi
kilat matamu
tidak berdusta

kilat jemarimu
membuat luka dlam hati
semakin hilang
walau
hanya angin lalu
di atara debu kemarau ini

di kebun jagung
semua sejuk
terhampar
biji-bijianmu
membuat semua senang
di kebun ini juga

entah mengapa ada cinta
di antara
kau dan aku
walau terhalang waktu
demi
kebun jagung...

mulai
jadi tumpuan
hidup petani
dan ternak
di amparan hijau kelapa yang mulai gersaang
di sudut bukit menoreh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline