Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

Kabut Cinta, Merahnya Hati#6, Aku dan Kamu :1

Diperbarui: 21 Agustus 2015   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

lebaran tamabh ceria dengan kehadiranmu, sejak dari singapura kamu sekarang dirumah, entah mengapa cemburu itu  masih ad adi hatimu, aku diam dlam seribu bahasa, semua berlalu dalam asa yang hilang entah kemana, setelah lebaran , memang semua agaknya semakin sulit, sulit air, dan kebutuhan sembako semakin naik dan naik, sehingga tidak sadar hari ini dolar semakin menang di negeri ini.

Rida ya Farida masih selalu menyindirku,dlam smsnya "memang guru pengabadian yang dicari atau..." aku tidak gubris smsnya tetapi dia tetap mengsms aku lagi, "apa akrena anak pak haji yang cantik itu mas masih bertahan ?, aku diam tidak membalas smsnya takut suloyo, bentrokan aku diamseribu bahasa, semua kembali sulit agaknya, semoga tidak..jawab hati kecilku

Memang anak pak haji yayasan itu semakin cantik saja walau baru mau ujian skripsi tetapi semua menampakan ranum wajahnya walau aku dan dia jauh umurnya sekira 20an tahun tetapi aku tetap anggp dia adikku yang terbaik dan juga tercantik.

Pantas rida cemburu bila melihatnya, kami tidak tahu guyon yang bagaimana yang mau farida ungkapkan padaku, entah semangat disiplin dari singapaura atau inikah dia cemburu membabi buta aku tidak tahu hati senyatanya.

"mas aku mengajar lagi di lamaterku," dia mengsms aku

"ya bagus itu , biar ketemu dosenmu itu" ledek aku

"cemburu nie ye?"balasnya

"tidak"jawabku singkat

"cantik mana aku dengan si nurul itu"

"aku tidak bisa bandingin kamu'

"cantik dia ya?atau si ummi mu itu mas?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline