Lihat ke Halaman Asli

Sayyid Jumianto

Menjadi orang biasa yang menulis

# 1.Revolusi Mental Kembali ke Pancasila

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah membaca buku revolusi mental karya Agustinus Daniel maka yang terbersit  dibenak saya sebagai pembaca adalah pertama mengapa contoh yang anda ambil adalah dari luar negeri betapa anda menafikan dan tidak mau tahu tentang kejadian yang ada di Indonesia, benarkah hanya Jokowi yang mendengungkan kata revolusi mental , maaf kalau hanya Jokowi mugkin tidak jawaban . karena founding father kita sudah mendengungkannya Lihat yang ada dipembukaan UUD  1945 kita bagaimana Tuhan Yang Maha Esa adalah jalan pembuka pintu gerbang kemerdekaan kita.

Mengapa kita harus mengambil contoh dari kejadian diluar negeri untuk perubahan kita yang lebih baik, lembaga penjaga moralitas, departemen agama, departemen pendidikan dan kebudayaan  dan KPK juga Polisi, tampaknya tergerus oleh hebatnya dunia komunikasi khususnya di Indonesia sehingga sikap mental bangsa yang baru lahir kembali lewat reformasi adalah bangsa yang anut grubyuk, dan baru berbenah setelah ada kejadian tertentu yang membuat mereka ingat kepada Tuhan mereka, seperti bencana alam, kerusuhan dan bencana penyakit yang mewabah dan bencana moral yang dibuat oleh manusia adlah contoh naif kita.

kita kembali ke Pancasila adalah benar dan harus karena apa reformasi kita 1998 tidak menyentuh moralitas dan mental bangsa yang ada adalah kebebasan berpolitik yang semau gue dan diri kita, dengan pengaruh uang dan keluarga menjadi raja-raja kecil, dan mengapa kita harus kembali ke Pancasila khususnya dalam Pilkada adalah ada benarnya, karena sesuai dengan sila ke 4 kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang diperlukan adalah permusyawaratan daan perwakilan.

Amien rais dalam pidato pembekalan Koalisi Merah Putih (dalam siaran di TV ONe)menegaskan bahwa pilkada langsung adalah melanggar langsung  Pancasila dankita harus kembali ke Pancasila  dan terbukti pengabdosian 16 tahun pilkada langsung hasilnya sama parahnya dengan ORLA dan ORBA, kita malah disuguhkan permainan politik yang luar biasa kotornya, dengan uang menjadi kepala daerah, dengan kkn menjadi politisi dadakan dengan dukungan uang adalah nyata.

16 tahun Reformasi yang ada adalah tenggelamnya roh demokrasi kepada roh Korupsi dan KKN baru dalam sistemaatis yang ada, bagaimanapun perubahan reforamsi 1998 malah menjauhkan kita dari UUD `1945 dan Pancasila sebagai nilai-nilai luhur bangsa Indonesia, belum diplomasi kebudayaan kita yang kedodoran dan banyak budaya dan kebudayaan kita malahan diadopsi negera tetangga dan dianggap milik mereka adalah ironis sekali.

Tuhan Yang Maha Esa adalah solusi terakhir adalah jawaban mengapa reformasi hanya menyentuh revolusi fisik dan bagaiman revolusi mentalnya kita kembalikan kepada diri kita sendiri? karena Tuhan Yang maha Esa memberikan petunjuk kelak, KeTuhanan Yang maha Esa dalam sila pertama Pancasila dan dalam Islam Allah swt selalu mengutamakan umatnya untuk selalu berdo'a dalam setiap umatnya dalam niat dan kehidupan sehari-hari mereka.

Indonesia sekarang sudah maju dalam perpolitiakan tetapi nurani yang bagaimana yang harus kita kedepankan, karena setiap perbaedan dalam ranah apapun ujungnya dipolitik dan akhirnya yang ada huru-hara dalam bentrokan politik, walau suatu kasus tidak ada hubungannya dengan politik, seperti kasus tanah, kasus keagaamaan dan yang terakhir adalah dugaan penjaga revolusi mental kita KPK tampaknya sudah bermain dan terkontaminasi politik dalam menjalankan program revolusi mental sangat disyangkan. siapa yang akan menjaga kalau tidak kita sendiri?

Bagaiman kita harus menjalankan revolusi mental yang baik haruskah kita meniru barat, asia, atau Amerika?apakah sesuai demokrasi ala Indonesia dengan landasan agama yang kita anut Islam, kristen, katolik, yahudi atau budha dan hindu? jawabanya satu harus Berdiri dikaki sendiri ( Ir Soekarno presiden pertama RI) artinya kita kembalikan ke Pancasila dan UUD 1945, momentum ini ada benarnya, dan selangkah lebih maju kelak bila Presiden Joko widodo menjadikan landasan Revolusi mental kembali ke Paancasila  semoga menjalankannya kelak jangan sampai kita dopsi demokrasi yang tidak sesuai dengan jatidiri kita gitu aja kog report kata gus Dur  (mantan presiden RI) benar adanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline