Lihat ke Halaman Asli

Alsa Marsela

Komunikasi 58

Pendidikan dan Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa Pandemi Covid-19

Diperbarui: 12 Juli 2021   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kegiatan belajar mengajar semulanya dilakukan secara tatap muka. Selayaknya hal normal, mahasiswa datang ke kampus untuk mendapatkan materi serta praktik sebagai sumber belajar. Akan tetapi, pandemi covid-19 membuat pemerintah mengharuskan masyarakatnya untuk melakukan aktivitas di rumah sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu. Dalam hal ini, kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring atau online. Selain itu, mahasiswa dapat berinteraksi dengan dosen menggunakan beberapa aplikasi seperti e-classroom, video conference, telepon atau live chat, zoom, maupun melalui whatsapp group (Dhull & Saskhi, 2017). Pemanfaatan internet yang kian mutakhir turut mendukung upaya pemerintah agar penyebaran covid-19 dapat diminimalisir.

Dampak Pembelajaran Daring 

Peralihan kehidupan normal menjadi serba online dan mengandalkan internet membawa berbagai dampak. Kegiatan belajar mengajar yang bisa dikerjakan di rumah, dinilai jauh lebih praktis dan fleksibel, sebab mahasiswa tidak perlu keluar rumah untuk melakukan aktivitasnya. Pembelajaran daring memungkinkan mahasiswa memiliki keleluasaan waktu belajar sehingga dapat belajar kapanpun dan dimanapun. Penghematan dari segi waktu dan biaya juga jelas terasa. Mahasiswa memiliki waktu lebih untuk menjalani aktivitasnya agar lebih produktif. Selain itu mahasiswa dapat memperoleh pengalaman baru terkait pembelajaran daring.

Kerumunan kerap kali menjadi sumber utama dalam penyebaran penyakit. Ancaman akan covid-19 terus menghantui bagi mereka yang tidak menaati protokol kesehatan. Dengan pembelajaran online ini, orangtua dapat mengawasi anak mereka dari jarak yang dekat karena mereka dapat memastikan lingkungan bersih dan terjaga. Kegiatan belajar mengajar secara daring juga membuat orangtua lebih tenang, sebab anak-anak mereka tidak perlu datang ke universitas di tengah sistuasi yang darurat.

Pembelajaran online harus didukung koneksi internet dan peralatan yang memadai. Mahasiswa mengeluhkan mengenai harga kuota internet yang dinilai terlalu mahal. Penggunaan kuota pun cenderung boros sebab pemakaian lebih dari biasanya. Apabila mahasiswa menggunakan provider yang tidak terlalu bagus, biasanya akses jaringan akan kalah. Kinerja pun cenderung lambat karena jaringan yang lemot. Apalagi untuk mahasiswa yang tinggal di pedesaan yang masih minim akan koneksi internet cepat, lain halnya untuk mereka yang tinggal di perkotaan, khususnya di DKI Jakarta.

Kurang efektifnya koneksi internet dan fasilitas belajar yang minim juga membuat mahasiswanya menjadi kurang semangat dalam mengikuti kelas online. Mahasiwa memiliki peluang untuk menunda tugas yang diberikan sehingga pekerjaan mereka menjadi terhambat, padahal banyaknya waktu luang bisa dimanfaatkan untuk aktivitas lain yang lebih berguna. Hal ini menyebabkan mahasiswa kurang memahami dan menyerap materi yang ingin disampaikan. Minimnya pengawasan secara langsung oleh tenaga pengajar, juga menjadi faktor lainnya yang menyebabkan terhambatnya proses kegiatan belajar mengajar.

Upaya Pemerintah dan Lembaga Lainnya

Dibalik dampak yang ditimbulkan akibat pandemi covid-19 terhadap kegiatan belajar mengajar, khususnya di kalangan mahasiswa membuat pemerintah mengambil tindakan. Sebagai upaya mengatasi kegelisahan mereka, pemerintah memberikan bantuan berupa kuota internet gratis untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Selain itu berbagai operator telekomunikasi juga menyediakan kuota untuk belajar. Mereka menawarkan berbagai keuntungan dari produknya untuk menunjang kegiatan tersebut. Bukan hanya itu, platform di bidang pendidikan seperti Zenius, Quipper, dan Ruangguru, turut meramaikan serta mendukung dalam meningkatkan ilmu dan skill para penggunanya. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh para pelajar dan mahasiswa selama pandemi untuk menambah ilmu dan menghindari diri dari kegiatan yang kurang bermanfaat.

Pandemi covid-19 memberikan efek yang luar biasa khususnya pada bidang pendidikan di Indonesia. Kegiatan belajar mengajar mengalami perubahan sehingga dampak yang ditimbulkan pun beragam. Peranan orangtua, tenaga pengajar, pemerintah, dan instansi lainnya sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kehidupan bangsa. Sebagai seorang mahasiswa tentunya harus menyikapi hal tersebut dengan bijaksana sebab nasib bangsa ini ada pada generasi muda sekarang.

Penulis: Alsa Marsela

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline