Lihat ke Halaman Asli

Alrid Ramadhan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23107030071 UIN Sunan kalijaga

Revolusi UMKM Burjo: Mempertahankan Cita Rasa Otentik di Masa Kini

Diperbarui: 12 Juni 2024   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Dokumentasi Pribadi

Di tengah hiruk-pikuknya kehidupan perkotaan yang serba modern dan tren makanan yang senantiasa berubah, ada satu jenis kuliner tradisional Indonesia yang tak lekang oleh waktu. Bubur kacang ijo, dengan cita rasa manisnya yang khas dan kentalnya sejarah di balik kemunculannya, masih bertahan dan terus dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat.

Di balik setiap mangkuk bubur yang dihidangkan, terdapat kisah-kisah tentang tradisi, kreativitas, dan perjuangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang mencoba untuk mempertahankan keberadaannya di tengah arus globalisasi. Meski harus bersaing dengan restoran-restoran mewah dan jenis makanan modern yang kian beragam, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) bubur kacang ijo ini membuktikan bahwa warisan kuliner Nusantara masih memiliki tempat di hati masyarakat.

Asal Usul Bubur Kacang Ijo yang Melegenda

Bubur kacang ijo merupakan salah satu kuliner tradisional Indonesia yang telah ada sejak zaman dahulu. Konon, hidangan ini pertama kali muncul pada masa Kerajaan Majapahit, sekitar abad ke-14. 

Pada saat itu, bubur kacang ijo diciptakan oleh seorang juru masak istana yang ingin menyajikan hidangan yang dapat menghangatkan tubuh para prajurit yang baru kembali dari pertempuran. 

Kacang hijau, dengan kandungan nutrisi yang baik, dipilih sebagai bahan utama, lalu dimasak bersama bahan-bahan lain seperti santan, gula aren, dan bumbu-bumbu rempah hingga menghasilkan bubur yang hangat, manis, dan menyegarkan.

Sejak saat itu, bubur kacang ijo menjadi hidangan yang akrab di masyarakat Jawa. Tidak hanya disajikan sebagai makanan untuk para prajurit, bubur kacang ijo juga menjadi suguhan istimewa dalam berbagai acara adat dan tradisi, seperti upacara kelahiran, khitanan, dan pernikahan. Bahkan, dalam tradisi Jawa, bubur kacang ijo diyakini sebagai salah satu pelengkap sesaji dalam upacara-upacara tertentu.

Jadi, bubur kacang ijo diciptakan pada masa Kerajaan Majapahit oleh seorang juru masak istana untuk menghangatkan dan menyegarkan para prajurit yang baru pulang dari pertempuran. Hidangan ini kemudian menjadi kuliner tradisional yang kental dengan nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat Jawa.

Dokumentasi Pribadi

Kandungan Kesehatan Bubur Kacang Ijo

Bubur kacang ijo memiliki sejumlah nilai kesehatan yang bermanfaat bagi tubuh secara lengkap. Berikut adalah beberapa manfaat kesehatan bubur kacang ijo secara komprehensif:

1. Kaya Serat: Bubur kacang ijo mengandung tinggi serat, yang penting untuk kesehatan pencernaan. Serat membantu menjaga kesehatan usus, mencegah sembelit, dan mengatur kadar gula darah dalam tubuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline