Lihat ke Halaman Asli

Alrid Ramadhan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi 23107030071 UIN Sunan kalijaga

Nasib Pengemudi Becak dan Angkot di Era Ojol

Diperbarui: 10 Maret 2024   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 sumber gambar: beritatangsel.com

Perkembangan teknologi dan kemajuan transportasi telah membawa perubahan besar dalam cara orang berpindah tempat. Di era transportasi online atau yang lebih dikenal dengan sebutan "ojol" (ojek online), popularitas becak dan angkot sebagai alat transportasi tradisional semakin tergeser. Meskipun begitu, nasib becak dan angkot tetap menjadi perhatian dalam konteks perkembangan transportasi di Indonesia.

Becak, sebagai salah satu alat transportasi ikonik di Indonesia, telah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Namun, dengan munculnya ojol, permintaan terhadap jasa becak semakin menurun. Banyak masyarakat yang lebih memilih menggunakan ojol karena lebih cepat, nyaman, dan praktis. Hal ini menyebabkan banyak pengemudi becak mengalami kesulitan dalam mencari penumpang dan menghasilkan pendapatan yang memadai.

Selain becak, angkutan kota atau angkot juga mengalami dampak dari kehadiran ojol. Angkot, yang merupakan moda transportasi umum dengan rute tetap, juga menghadapi persaingan yang ketat dengan ojol. Ojol menawarkan fleksibilitas dan kenyamanan bagi penumpang dengan pilihan waktu dan tempat yang lebih bebas. Akibatnya, banyak pengemudi angkot yang mengalami penurunan penumpang dan pendapatan yang signifikan.

sumber gambar: m.antaranews.com

Kehadiran ojek online memang memberikan dampak yang signifikan terhadap pengemudi becak dan angkot. Berikut adalah beberapa dampaknya:

1. Penurunan Pendapatan: Permintaan terhadap layanan becak dan angkot semakin menurun seiring dengan popularitas ojol yang terus meningkat. Banyak penumpang yang lebih memilih menggunakan ojek online karena kemudahan, kenyamanan, dan harga yang lebih terjangkau. Akibatnya, pengemudi becak dan angkot mengalami penurunan pendapatan yang signifikan.

2. Persaingan yang Ketat: Kehadiran ojol telah menciptakan persaingan yang ketat di industri transportasi. Pengemudi becak dan angkot harus bersaing dengan ribuan pengemudi ojol yang menawarkan layanan serupa. Persaingan ini membuat pengemudi becak dan angkot harus berusaha lebih keras untuk menarik penumpang dan mempertahankan pelanggan setia.

3. Perubahan Pola Kerja: Sebagian pengemudi becak dan angkot terpaksa mengubah pola kerja mereka untuk tetap bersaing dengan ojol. Beberapa pengemudi becak dan angkot beralih menjadi pengemudi ojol untuk mengoptimalkan penghasilan mereka. Namun, tidak semua pengemudi becak dan angkot memiliki kesempatan atau kemampuan untuk beralih profesi.

4. Penurunan Jumlah Pengemudi: Dampak kehadiran ojol juga dapat dilihat dari penurunan jumlah pengemudi becak dan angkot. Banyak pengemudi yang memilih pensiun atau mencari pekerjaan lain karena sulitnya bersaing dengan ojol. Hal ini berdampak pada penurunan jumlah becak dan angkot yang tersedia di jalanan.

5. Perubahan Citra dan Persepsi: Seiring dengan popularitas ojol yang terus meningkat, citra dan persepsi terhadap becak dan angkot juga mengalami perubahan. Becak dan angkot sering dianggap ketinggalan zaman dan kurang nyaman dibandingkan dengan ojol. Hal ini dapat memengaruhi minat masyarakat untuk menggunakan becak dan angkot sebagai moda transportasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline