Gula merah atau gula jawa merupakan salah satu jenis bumbu dapur yang wajib. Gula jawa atau gula merah sama hampir sama dengan gula aren, warna, bentuk, dan rasanya pun hampir sama.
Perbedaan antara gula jawa dan gula aren adalah pada bahan bakunya, gula jawa terbuat dari nira atau legen pohon kelapa sedangkan gula aren terbuat dari nira atau legen pohon aren.
Membahas tentang gula jawa, di daerah pesisir Kabupaten Purworejo tepatnya di daerah perbatasan Purworejo, Jawa Tengah dan Kulon Progo, DIY, terdapat tiga desa yang sampai saat ini penduduknya mayoritas berprofesi sebagai pengrajin gula jawa, yaitu Desa Gedangan, Jatikontal, dan Jatimalang.
Di tiga desa tersebut memproduksi gula jawa seakan telah menjadi budaya setempat, karena telah berlangsung turun temurun.
Awal mula masyarakat setempat memproduksi gula karena ada salah seorang penduduk daerah pegunungan yang mengenalkan dan mengajari cara pembuatan gula jawa sekitar tahun 1980an. Memang biasanya gula jawa banyak diproduksi di daerah pegunungan.
Meskipun tidak semua rumah memproduksi gula jawa dan produksi gula jawa ini tidak dijadikan mata pencaharian pokok karena mata pencaharian pokok mayoritas masyarakat di sana adalah petani, namun hampir semua rumah memproduksi gula jawa sebagai mata pencaharian tambahan.
Wilayah Purworejo bagian Selatan ini memang bisa dibilang masih termasuk wilayah pedesaan, sehingga disana masih terdapat banyak sawah dan kebun.
Hampir semua kebun terdapat pohon kelapa, sehingga memang di wilayah ini pohon kelapa sangat melimpah. Namun, desa-desa yang memproduksi gula jawa hanya tiga desa diatas yaitu Desa Gedangan, Jatikontal, dan Jatimalang, sedangkan di desa-desa tetangga pohon kelapa dimanfaatkan kelapa muda dan kelapa tuanya untuk dijual.
Proses pembuatan gula jawa ini cukup kompleks mulai dari proses deres (memanen legen) hingga nitis (mencetak gula). Deres merupakan pekerjaan laki-laki yang mana prosesnya harus dilakukan dengan memanjat pohon kelapa untuk memanen legen.
Biasanya para suami bertugas untuk deres pagi dan siang hari dan istrinya bertugas memasak gula atau masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan istilah genen legen.