Tulisan ini bersifat subjektif karena dipicu dengan pamitnya Miralem Pjanic beberapa jam yang lalu.
Kedatangan Arthur ke Turin hari Minggu lalu untuk tes kesehatan tidak membuat saya antusias seperti kedatangan Matthijs de Ligt pada waktu itu, penyebabnya bisa jadi karena pertukarannya dengan Pjanic tersebut atau karena saya juga tidak banyak memantau pemain di klub asal beliau.
Sisa musim ini memang berbeda, banyak hal terjadi baik di dalam maupun di luar klub, saya yakin begitu juga dengan kondisi para pemain baik secara fisik maupun mental.
Covid-19 memulai segalanya dengan menyinggapi Rugani, Dybala, dan Matuidi. Juventini mana yang tidak khawatir mendengar kabar tersebut, terutama bintang utamanya yang selama ini terkenal ambisius dan sehat terserang virus mematikan?
Saya sendiri sempat khawatir dan meragukan kondisi performa bocah Argentina kesayangan semua fans Bianconeri itu.
Khawatir hal buruk akan terjadi, khawatir performa beliau akan turun tidak secepat dan sekuat dia biasanya. Apalagi dia adalah yang terakhir dinyatakan sembuh di antara ketiganya.
Meski akhirnya di pertandingan melawan Lecce kemarin dia berhasil menjawab keraguan saya, dia kembali seperti Dybala yang biasanya.
Vakumnya Serie A hampir seperempat musim membuat kita, para fans belum sempat melihat performa full dari beberapa pemain baru, seperti Aaron Ramsey yang bahkan sempat mengalami kenaikan berat badan saat karantina (well Rambo, you're not alone bro ^^).
Beruntung bagi Merih Demiral yang bisa memanfaatkan masa istirahat ini untuk mengejar kesembuhan lututnya. Belum lagi beberapa pemain luar Italia yang bingung untuk stay di Turin atau pulang kampung.
Kedilemaan yang mau saya bahas adalah tentang beberapa pemain yang tampaknya akan sulit bertahan di musim depan, misalnya Higuain.