Lihat ke Halaman Asli

Fika Afriyani

Asisten Peneliti

Senyum Pak Hasyim Muzadi

Diperbarui: 17 Maret 2017   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pak Hasyim Muzadi ini tidak mengenal saya, saya juga tidak terlalu mengenal beliau. Saya kenal nama dan wajahnya saja. Itu pun setelah beberapa kali saya lewat depan rumahnya setiap berangkat maupun pulang kuliah. Saya mulai mengekos tahun 2005 hingga 2010 di daerah Kukusan Depok, kalau kata anak UI namanya Kukusan Teknik, karena lokasinya dekat dengan Fakultas Teknik. Rumah beliau terletak di suatu area lapangan luas, kalau kita menyebrangi lapangan tersebut pasti sudah kelihatan yang mana rumahnya. Beberapa mahasiswa yang sering melewati rumahnya pasti mengalami hal yang sama dengan saya. 

Pagi-pagi beliau suka menyapu halaman rumahnya. Sesekali saya melirik, beliau pakai sarung dan kaos putih (kaos bapak-bapak di rumah), kalau beliau tidak melihat ya saya jalan terus. Tapi sesekali ketika pulang kuliah, saat sudah malam, tampang lusuh tiba-tiba ada yang menyapa "Kok baru pulang?" Ternyata beliau yang menyapa. Sejak itu saya usahakan selalu senyum kalau beliau sedang berada di depan rumah atau di Mesjid. Bila beliau tak ada, senyum saya untuk Istri beliau yang juga sama ramahnya.

Mendengar beliau sakit, bahkan hingga ada berita hoax beliau meninggal membuat saya teringat akan masa-masa kuliah dulu. Saat berita Kamis kemarin yang ternyata benar beliau meninggal dunia, sungguh saya mengenal beliau hanya yang baik-baiknya saja. Semoga almarhum dilapangkan kuburnya dan di terima amal ibadahnya oleh Allah SWT. Amin




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline