Lihat ke Halaman Asli

Cecep Suryani Sobur

Berbagi ilmu dengan tulisan

Ekstrak Bunga Vinca, Ekstrak Penyembuh Kanker

Diperbarui: 16 April 2021   11:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga vinca atau Catharanthus roseus | earthcraftlandscaping.com

Sudah agak lama sepertinya hingar bingar khasiat tanaman bajakah sudah reda. Semua kembali tenang, euforia sudah menghilang. Seperti biasa juga kita amati bagaimana respon dunia medis begitu dingin, seperti tidak bergairah. 

Kok kenapa seperti itu? Sebenarnya tidak apa-apa, bukan skeptis tapi memang kabar efek khasiat tanaman tertentu sudah sering malang melintang di dunia medis. 

Bahkan sudah banyak contohnya dan yang paling terkenal adalah kisah bunga vinca atau di Indonesia oleh masyarakat Jawa dikenal dengan bunga tapak dara. Dari kisah ini dapat kita pahami bahwa tidak begitu saja suatu ekstrak tanaman dapat disebut mengobati kanker. 

Bunga vinca adalah tanaman asli dari pulau Madagaskar, hidup dengan subur di daerah tropis. Dahulu orang sering mengaitkan khasiat tanaman ini sebagai obat diabetes. Dipakai sebagai teh herbal dan diyakini dapat membantu mengontrol kadar gula darah. Mendengar hal ini tentu peneliti tidak tinggal diam. Kemudian bunga ini diteliti untuk digunakan sebagai obat anti diabetes.

Ekstrak tanaman ini kemudian diuji coba pada hewan uji atau hewan coba. Apa hasilnya? Ternyata tidak terbukti. Seberapa banyak pun ekstrak bunga vinca diberikan, gula darah tidak turun sama sekali. Pelajaran pertama dari kisah ini adalah bahwa tidak semuanya khasiat herbal tradisional ini dapat terbukti di laboratorium. 

Akan tetapi, peneliti mengamati efek lain dari ekstrak bunga vinca. Dari hewan coba yang diberikan ekstrak bunga ini, ternyata dari pemeriksaan darah, sel darah putih dari hewan coba menurun secara drastis. Bahkan beberapa hewan coba mati karena infeksi akibat jumlah sel darah putih yang sangat rendah. 

Para ahli pun mencari tahu mengenai efek ini dan mencoba menganalisa dan mengisolasi zat yang menyebabkan efek ini. Hasilnya adalah zat yang kemudian dinamakan vinblastine dan vincristine. Kedua zat dalam bunga vinca ini ternyata menjadi zat yang menyebabkan efek turunnya jumlah sel darah putih atau leukosit pada hewan coba.

Struktur kimia vincristine | theinfolist.com

Kemudian para peneliti ini kemudian mendapat ide untuk menggunakan zat dari hasil ekstrak bunga vinca ini menjadi obat kemoterapi untuk kanker darah seperti leukemia dan limfoma. 

Hasilnya, ternyata obat ini dengan kombinasi obat lain mampu menyembuhkan leukemia akut dan limfoma. Hasilnya ternyata sangat menggembirakan dan sampai saat ini, vincristine adalah obat penting dalam daftar senjata dalam melawan obat kanker. 

Dari sini kita mendapat pelajaran lain dari kisah bunga vinca. Bahwa untuk menyatakan suatu ekstrak tanaman bermanfaat diperlukan penelitian. 

Penelitian pun bertahap dan memerlukan proses yang panjang. Sebelum suatu ekstrak tanaman dinyatakan bermanfaat, perlu pembuktian dan setelah itu diikuti uji klinis sebelum kemudian dapat dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit. Untuk melihat kisah bungan vinca ini juga dapat dilihat pada video di bawah ini:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline