Lihat ke Halaman Asli

Alouette De Bali

Je dis ça je dis rien

Hadirnya Ibu Tiri

Diperbarui: 8 Februari 2022   19:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Lembaran baru, perjalanan penuh liku-liku baru saja akan dimulai. Kali ini tanpa hadirnya seorang ibu disampingku. 

Kepergian ibu seolah membawaku pada sosok yang cuek dan tomboy. Cara berpakaian yang jarang banget memakai rok atau dress, melainkan selalu memakai celana panjang. 

Bahkan dulu pernah memainkan adegan pada film  bersama sepupu "Kuch-Kuch Hota Hai", dan peran yang ku mainkan adalah perannya Shahrukh Khan... Kebayang kan betapa tomboynya diriku hihi

Tak ada Ibu disampingku bukan berarti aku melupakan kewajibanku. Aku semakin rajin belajar hingga ku tuntaskan dengan baik masa pendidikanku di sekolah dasar. Berhasil lulus dengan nilai tertinggi membawaku pada sekolah unggulan dan favorit kala itu. SMP Negeri 1 Semarapura. Ku urus semuanya sendiri dan Ajikku pun sibuk bekerja karena kebetulan juga kakak kandungku akan melanjutkan sekolah ke SMA. Selisih umur kami yang hanya terpaut 3 tahun, membuat pengeluran untuk biaya sekolah menjadi berlipat. 

Saat SMP pun tak bisa ku jalani hidupku dengan mulus. Rambutku mulai mengalami kerontokan di beberapa bagiannya, rasa minder pun ku rasakan. Rambut yang adalah mahkota bagi para perempuan, tapi aku tak memilikinya. Ku dengarkan nasehat mereka, dan ku lakukan saran mereka dengan memangkas habis rambutku dan akupun menjadi botak. Saat itu film "Kecil-Kecil Jadi Manten" lagi nge-hits, dan ada yang mengkait-kaitkannya denganku dan menyarankanku untuk mengisi jambul dikepalaku yang botak...

Hiks... Gak kebayang deh kalo aku sekolah dengan gaya kepala botak dan isi jambul...

Ya, tak berambut sempat ku jalani 2x, dengan tujuan agar pertumbuhan rambutku bisa merata dan bagus. Tapi kenyataannya berbeda. Ia tak kuat panjang dan selalu rontok. Jadi ku putuskan untuk bergaya rambut cikrak kala itu. Setidaknya aku tak mesti berkepang tiap sekolah, karna aku tak tau bagaimana caranya. Maklum saja aku yang sudah ditinggal sakit oleh ibu dari kecil tak mengerti cara-cara menjadi seorang gadis pada umumnya. Aku tak paham bagaimana caranya bermake-up, menata rambut, berpakaian yang elegan, memakai lipstik...

Yang ku tau hanya belajar dan membuat ibuku bangga dari sana.

Ajikku memutuskan untuk menikah lagi, yang sebenarnya aku dan kakakku tak setuju. Namun mungkin itu yang terbaik kala itu. Dengan pernikahan keduanya ini, lahirlah 3 anak laki-laki dan aku menjadi anak perempuan satu-satunya walaupun dengan gaya tomboyku. 

Seperti dalam lagu, ibu tiri tetaplah ibu tiri. Seribu satu ada ibu tiri yang bisa seperti ini kandung. Namun bagiku, tak ada yang bisa menggantikan posisi ibu di hatiku. 

Setelah menikah, Ajik memutuskan untuk tinggal di rumah ibu. Ya, ibu tiriku adalah adik kandung dari ibuku! Yakin kalian kaget dan mungkin ada yang menghujat. Tapi terlepas dari sudut pandang kita, ada kata "Tuhan" yang menentukan. Mereka seharusnya tak bersatu, tetapi mungkin Tuhan mempunyai rencana lain sehingga akhirnya harus menyatukannya. Itu yang selalu ku ingat untuk melapangkan dadaku...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline