Lihat ke Halaman Asli

Puisi | Ibu Pertiwiku Hampir Rapuh

Diperbarui: 20 April 2017   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalah senja ingin meredup,
Aku seakan merindukan saat aku bersama fajar....
Batinku menangis dan bertanya...
Mengapa?????
Mengapa?????
Mengapa aku sedih???
Tuhan mengapa hidupku harus melewati senja yang redup.................?
Namun senja itu berlalu dan akupun terlarut dalam kesedihan........

Ternyata saat itu Purnama datang menghampiriku.
Purnama menyapa dan bertanya...
Hai Pertiwi....
Mengapa kau bersedih???
Tidakkah kau ingat anak bangsamu????
Mereka membutuhkan kekuatan...
Kekuatan yang sudah kau berikan sejak mereka lahir hampir punah...

Lalu aku pun tersentak oleh perkataan Purnama.
Air matakupun tak terbendung...
Tetesan air mataku membasahi pipi dan mengalir tak tertahankan....
Akupun bertanya pada diriku sendiri.
Pada siapa aku menopang?
Pada siapa aku percaya?
Pada siapa aku berikan?
Pada siapa?????

Oh kau yang memberikan kepercayaan padaku.....
Jika anak-anakku hanya mementingkan diri mereka tanpa berpegang pada semboyan yang kau tanamkan untuk mereka....
Apakah mereka akan kuat tuk memepertahankan aku Ibu pertiwi mereka???
Tularkan keteguhan hatimu pada mereka...
Tularkan keberanianmu kepada mereka...
Agar hidup mereka dan hidupku damai sperti yang dijanjikan BINEKA TUNGGAL IKA.
Hidupku akan rapuh tanpa kekuatan dan keberanian anak-anaku....
Aku ibu mereka, ibu Pertiwi yangmereka punya.
Hanya aku sandaran mereka selainsang Kuasa.
Hanya itu yang aku pintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline