Lihat ke Halaman Asli

Akibat Bencana, Banyak Masyarakat Menilai Presiden Joko Widodo Dari Sisi Negatif

Diperbarui: 25 Oktober 2015   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kebijakan-kebijakan masa pemerintahan presiden Joko Widodo menurut saya sudah kelihatan. Karena program yang sudah direncanakan oleh Jokowi sebelum jadi presiden sudah dijalankan. Meskipun banyak masalah melanda Indonesia dan kritikkan-kritikkan terhadap dirinya. Kritik adalah halyang sia-sia yang menempatkan seseorang dalam posisi detensif dan biasanya membuat berbahaya, karena melukai rasa kebanggaan seseorang, melukai perasaan pentingnya, dan membangkitkan rasa benci.

Menurut Hans Selye, seorang psikologi besar lainnya berkatakehausan kita akan persetujuan sama besarnya dengan ketakutan kita kepada kritik.”

Namun kritikan yang ditimbulkan oleh rasa benci tidak membuat Jokowi jerah menghadapinya. Masyarakat hanya menilai kesalahan kecil didepan mata daripada kebaikan terbesar dijarak jauh. Mereka tidak melihat tindakan yang telah dilakukan oleh Jokowi setelah dilantik menjadi Presiden RI, seperti memberantas kapal luar negri yang masuk di laut wilayah Indonesia di Sulawesi, kunjungan kerumah korban Air ASIA, pembagian langsung kartu TRI SAKTI di Malang JATIM, kunjungan ke Papua karena adanya isu bom di Wamena, kunjungan korban kabut asap di Sumatera dan lainnya. Beliau selalu memutuskan untuk mencoba pendekatan yang berbeda terhadap masyarakat.

Jadi kalau kemarahan anda bangkit dan anda memaki mereka, anada akan mempunyai waktu yang bagus untuk mengeluarkan perasaan-perasaan anda. Tapi bagaimana halnya dengan orang yang terkena? Apakah dia juga akan merasakan kesenangan anda? Akankah nada suara anda yang hendak berkelahi, sikap anda yang kejam, akan membuatnya dengan mudah setuju dengan anda?

Kita lihat contoh dari pertengkaran antara Theodore Roosevelt dan presiden Taft (pertikaian yang memecah partai Republik, yang menempatkan Woodrow Wilson digedung putih, dan tercatat jelas sepanjang masa perang dunia pertama yang merubah arus sejarah. Theodore Roosevelt mengkritik untuk sikap konservatifnya, berusaha sendiri untuk mengamankan nominasi untu masa pencalonan presiden yang ketiga kalinya, membentuk partai Bull Moose dan lain-lain kecuali mengahpuskan G.O.P.

Theodore Roosevelt menyalahkan Taft, tapi Taft tidak menyalahkan dirinya sendiri. Taft berkata “saya tidak melihat kemungkinan lain yang bisa saya lakukan.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline