Lihat ke Halaman Asli

Haruskah ku pulang?

Diperbarui: 24 Juni 2015   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ilustrasi : henriansyah Berjalan aku: di tengah asap dan debu. Tak terhitung jarak_ berkilo jauhnya. Tuk singgahi stiap gerbang penuh harapan. Walau hanya kekosongan yang aku dapatkan. Di tengah jalan nan ramai. Asa ku mulai memuai. Langkah pun terasa gontai. Bersama keluh, peluh ku terurai. . . Jiwa ini perlahan rapuh. Raga ini begitu rikuh. Tuhan, haruskah ku pulang? Tanpa ku bawa kabar gembira tuk istri dan anak ku sayang. . . Haruskah ku pulang? Nikmati jerit-tangis anak ku yang belum makan! Haruskah ku pulang? Tuk kembali tumpahkan air mata istriku dalam keputus asa'an! Tuhan, haruskah ku pulang?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline