Lihat ke Halaman Asli

Aloisius Johnsis

Penulis yang mengubah rasa menjadi cerita.

Menghidupi Arti Kerendahan Hati

Diperbarui: 6 Februari 2016   00:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pesta Perak Tahbisan Presbiterat Uskup Bogor

[caption caption="Uskup Bogor Mgr. Paskalis dalam perarakan Misa/Foto : Luki Karim"][/caption]Bertepatan dengan Pesta Yesus Dipersembahkan di Kanisah Uskup Bogor Monsinyur Paskalis Bruno Syukur merayakan Pesta Perak Tahbisan Presbiteratnya di Gereja BMV Katedral Bogor, Selasa (2/2). Misa syukur yang dimulai pukul 17.00 ini dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM, dengan konselebran Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Suharyo, Uskup Bandung Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC, Pastor Paroki BMV Katedral RD. Dominikus Savio Tukiyo, dan RP. Peter Kanisius Aman OFM yang juga merayakan 25 tahun Tahbisan Persbiterat.

Uskup Bogor dalam sambutannya mengatakan bahwa selama 25 tahun ia menjadi seorang imam dan saat ini menjadi uskup kerendahan hati menjadi nilai yang utama dalam hidupnya.”Satu hal yang selalu saya ingat dari teladan dan spiritualias saya Santo Fransiskus dari Asisi yaitu kerendahan hati. Teringat juga perkataan Santo Bonaventura ‘jangan belajar sombong dalam sekolah kerendahan hati’ yang dimaksud dengan sekolah kerendahan hati adalah Gereja dan kehidupan. Oleh karena itu menghidupi arti keredahan hati menjadi hal yang penting,” ungkap Monsinyur.

[caption caption="Para Uskup sedang menyaksikan penampilan dari Seminari Stella Maris Bogor setelah Misa Syukur"]

[/caption]Perayaan ini juga dihadiri oleh para Imam Keuskupan Bogor, biarawan/i, frater dan umat Keuskupan Bogor. dalam homilinya Uskup Bandung Monsinyur Anton mengatakan bahwa setiap hari Allah selalu mengalirkan kebaikan, baik lewat orang-orang disekitar maupun melalui perjumpaan dengan orang-orang baru. “Karena Allah sudah berkenan mengalirkan kebaikan untuk kita, tentu sudah selayaknya kita juga memberikan yang terbaik untuk Allah.

Seperti teladan Maria dan Yosef yang mempersembahkan Yesus anaknya kita juga bisa mempersembahkan diri kita sendiri,” tutur Uskup Bandung. Persembahan tersebut bisa melalui pelayanan dalam hidup menggereja dan bermasyarakat agar hidup manusia dapat berguna bagi sesama.

Syukuran 25 tahun tahbisan presbiterat ini diakhiri dengan ramah tamah di aula paroki. Para tamu yang hadir dihibur oleh nyanyian para Imam Diosesan Keuskupan Bogor, serta berbagai penampilan dari umat yang hadir.

(AJ)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline