Lihat ke Halaman Asli

Pesan Seorang Kakak kepada Adiknya

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Pesan yang ditulis bersamaan dengan kepergian menuju impiannya.

Pesan yang ditulis dengan air mata bahagia sekaligus duka.

Pesan penuh mimpi yang diharapkan menjadi kenyataan.

Duhai adikku yang kusayang,

Sebelum engkau dilahirkan di dunia, aku selalu menantikan kehadiranmu setiap detik, setiap menit, dan setiap waktu kubernafas. Aku selalu berharap bahwa engkaulah yang dapat menjadi pelipur lara batinku, menjadi kekuatan serta menjadi penyembuh ketika aku dalam kesakitan. Kehadiranmu dapat menjadi pemersatu dalam keluarga yang kecil ini. Keberadaanmu merupakan anugrah yang tak terbantahkan lagi keindahannya.

Duhai adikku yang kucinta,

Waktu engkau dilahirkan, semua anggota keluarga merasa tentram. Tangismu menjadi simfoni yang mengalun merdu di telinga kami sebagai perlambang kebahagiaan. Seandainya pun engkau tidak menjadi sesempurna yang aku bayangkan, aku tetap mencintaimu, mencintai sesuatu sebagai bagian dari hatiku.

Saat engkau tumbuh besar dan mampu berpikir layaknya manusia yang lainnya, aku mulai merasa jauh darimu apalagi kesibukanku yang sekarang semakin menjadikanku jauh darimu. Media komunikasi dan hiburan semakin menggerus kebersamaan yang dulu kita rasakan. Jika aku punya keberanian dan kekuatan, aku akan menghancurkan segala hal yang menjadi penghalang kebersamaan kita, tapi apa dayaku?

Wahai belahan jiwaku,

Walaupun kita sering meributkan hal-hal yang kecil hingga kita bermusuhan, tapi dalam hati kecilku, tidak pernah merasa dendam. Engkau tetap menjadi kekuatan bagiku untuk hidup. Engkau adalah motivasiku untuk terus berjuang untuk menjadi seseorang yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain. Terkadang engkau pun bisa mengingatkanku tentang bagaimana seharusnya menjalankan roda kehidupan disaat aku mulai menyimpang. Engkau adalah adik, sahabat, teman dan motivator terbesarku.

Sebagai seorang kakak yang bertanggungjawab, aku tidak ingin meninggalkanmu tanpa bekal apapun. Aku berharap engkau lebih baik dariku di segala bidang. Janganlah engkau mengambil sisi negative diriku, jadikanlah sifat-sifat baikku sebagai teladanmu dalam mengarungi hidup.

Jalanilah kehidupan ini sesuai apa yang telah digariskan oleh yang Kuasa. Jangan pernah mengeluh dan menyerah kalah. Hidup adalah perjuangan yang harus engkau lewati. Hormati dan hargai kedua orang tua dan keluargamu seperti engkau menyayangi dirimu sendiri. Buatlah mereka bangga dengan prestasimu di dunia dan di akhirat. Bersiaplah untuk menghadapi tekanan dari lingkunganmu, karena mereka akan selalu siap untuk menghancurkan kepercayaan dirimu. Jangan pernah takut untuk menghadapi perubahan, karena perubahan akan membuatmu semakin dewasa dalam bersikap dan bertindak.

Walaupun kakak hanya bisa memberimu bekal seadanya, aku harap engkau mampu untuk melaksanakannya karena dari situlah engkau akan menemukan kebahagiaan dalam hidup ini. Walaupun aku pergi meninggalkanmu untuk sementara waktu, aku tetap menghargai, mencintai dan menyayangi dirimu lebih dari apapun di dunia ini.

by : alnia rindang

psik, undip




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline