Lihat ke Halaman Asli

Almuzayyad

Mahasiswa

Mengkaji Logika Berpikir: Logisme, Silogisme, dan Falasi

Diperbarui: 1 Oktober 2023   07:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Pada dasarnya manusia memiliki kemampuan bernalar, yaitu mampu berpikir dengan logis, analistis, dan pada akhirnya akan menemukan kesimpulan atau titik temu. Kemampuan berpikir tersebut berkembang atas dukungan bahasa yang berperan sebagai alat komunikasi verbal, sehingga untuk hal-hal yang masih bersifat abstrak sekalipun masih mampu untuk dikembangkan dengan nalar atau pikiran, hingga pada akhirnya seseorang dapat memahami apa yang dipikirkan dengan mudah. 

            Sesuatu disebut logika jika pikiran tersebut dapat diartikan sebagai bentuk pengkajian berpikir secara benar dan menemukan kesimpulan atau solusi yang benar. Adapun dalam logika berpikir mengandung kemampuan kritis manusia untuk mengkaji atau memikirkan sesuatu. Di dalam logika berpikir kita akan menggali beberapa konsep kunci seperti logisme, silogisme, dan falasi.

            Logisme dalam istilah Inggrisnya dikenal dengan sebutan logical fallacy mengandung makna kesalahan dalam berpikir yaitu menyertakan argumentasi yang tidak valid dengan faktanya. Menurut Irving M. Copi, logisme merupakan ketidaksesuaian antara premis dan kesimpulan dalam berpikir atau berargumen (Boundry et al., 1953)

            Adapun silogisme yaitu mengandung bentuk penalaran khusus yang di dalamnya terkandung dua premis dan diakhiri dengan ditemukannya kesimpulan atau titik temu atas kedua premis tersebut. Konsep silogisme dirumus oleh seorang filsuf Yunani yaitu Aristoteles. Premis silogisme terkenal adalah "Semua manusia adalah makhluk moral, Socrates adalah makhluk moral". Silogisme adalah dasar dari banyak bentuk pemikiran logis (Smith,1998)

            Falasi atau kesalahan argumentasi dalam istilah inggris "argumentative fallacy" merupakan bentuk kesalahan dalam berargumentasi, yang mana dari argument tersebut tidak ada unsur elemen yang mengarah mendukung penarikan kesimpulan. Menurut Douglas N. Waston mengatakan bahwa kesalahan argumentasi muncul ketika premis tidak relevan, atau tidak mematuhi prinsip-prinsip logis (Walton, 2008)

            Bentuk pengkajian mengenai logisme, silogisme, dan falasi merupakan pemahaman awal untuk mengawah bagaimana kemampuan berpikir logika manusia. Dengan memahami hal tersebut maka akan sangat membantu seseorang untuk meningkatkan kemampuan critical thinking serta mengetahui bagaimana berargumen yang kuat untuk mencari solusi atau kesimpulan dalam pemecahan suatu msalah.

Daftar Pustaka:

Boudry, M., Paglieri, F., & Pigliucci, M. (1953). Introduction to logic. Argumentation, 29(4), 431-456. https://doi.org/10.1107/S10503-015-9359-1

Smith, R. (1989). Aristotle's prior Analytics. https://philpapers.org/rec/SMIAPA-2

Walton, D. N. (2008). Informal Logic: A Pragmatic Approach. https://philpapers.org/rec/WALILA-6

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline