Lihat ke Halaman Asli

All MUNIROH

Epidemiologi 16

Waspada Pembunuh Nomor 1 di Dunia dan Kenali Gejalanya

Diperbarui: 10 Januari 2020   21:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penyakit Jatung Koroner (PJK) adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung. Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler. Penyakit ini terus menjadi penyebab utama kematian dan kecatatan di dunia saat ini. Data dari World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa lebih dari 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskular setiap tahun. Penyakit jantung koroner sendiri merupakan pembunuh nomor satu di Indonesia. Survei Sample Registration System (SRS) yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan pada 2014 menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner menjadi penyebab kematian tertinggi untuk semua umur, yaitu 12,9 persen.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) berdasarkan diagnosis dokter, prevalensi PJK di Indonesia tahun 2018 sebesar 1,5 % atau diperkirakan sekitar 15 dari 1.000 penduduk di Indonesia menderita penyakit jantung koroner. Penderita terbanyak terdapat di Propinsi Kalimantan Utara sebanyak (2,2%) dan terendah di Nusa Tenggara Timur yaitu (0,7%). Tingginya angka kematian tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan penderita akan gejala dini penyakit jantung koroner, sehingga terlambat mendapat penanganan. Penyebab penyakit jantung koroner yaitu adanya plak yang menumpuk di dalam arteri koroner yang menghambat pasokan darah yang kaya akan oksigen. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner bisa disebabkan karena bebrapa hal. Antaralain dari jenis kelamin laki-laki lebih besar terkena PJK dibanding perempuan, bertambahnya usia, adanya keturunan dari orang tua atau saudara sekandung ( sakit jantung dini di usia kurang dari 55 tahun pada pria dan usia diawah 65 tahun pada wanita), hipertensi, diabetes melitus, memiliki kebiasaan merokok yang meningkatkan risiko 2,3 kali lebih besar terkena PJK di umur <45tahun daripada seseorang yang tidak memiliki kebiasaan merokok, obesitas, kurangnya aktifitas fisik, konsumsi kopi dan depresi. Jika anda memiliki salah satu factor risiko seperti diatas, ada baiknya terus waspada bahwa anda berisiko memiliki penyakit jantung koroner.

Ada beberapa klasifikasi penyakit jantung koroner antara lain Silent Ischaemia (Asimtotik) yaitu penderita tidak merasakan adanya tanda tanda suatu penyakit, Angina Pectoris penderita mengalami rasa tertekan di dada yang menjalar ke lengan kiri dan rasa sakit dapat timbul baik pada saat istirahat, waktu tidur, maupun aktivitas ringan, selanjutnya yaitu Infark Miocard Akut (Serangan Jantung)  biasanya penderita mengalami keluhan nyeri dada, seperti tertekan, tampak pucat berkeringat dan dingin, mual, muntah, sesak, pusing, serta pingsan.

Bagi anda yang memiliki salah satu factor risiko seperti diatas upaya pencegahan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan aktifitas fisik minimal 30 menit setiap hari guna memperbaiki kardiovaskular serta pengontrolan terhadap stress dilengkapi dengan pola makan sehat. Perbanyak minum produk susu rendah lemak, makan ikan yang mengandung asam lemak omega-3 tinggi, dan konsumsi kacang-kacangan serta hindari makanan dengan kandungan lemak dan garam yang tinggi, kontrol tekanan darah, istirahat yang cukup dan yang paling penting menghentikan kebiasaan merokok. Berbagai upaya program untuk menurunkan jumlah penyakit ini antara lain; Kegiatan monitoring dan deteksi dini factor risiko penyakit tidak menular (Posbindu PTM),deteksi dini, surveilans epidemiologi, monitoring dan evaluasi, serta mengembangkan system pembiayaan pengendalian factor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

alepidemiologi2016@gmail.com 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline