Lihat ke Halaman Asli

Keramahan Pendidik Itu Penting

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengapa demikian? Ironis melihat kondisi bila seorang pendidik tak bersikap ramah kepada peserta didiknya. Apalagi pendidik di jenjang pendidikan anak usia dini. Hal ini saya alami ketika mengadakan pengamatan pembelajaran di salah satu taman kanak – kanak di kota saya.

Pada saat tiba di gerbang, kami disambut dengan anak – anak yang lugu dan ceria, kita bersalaman dan berkenalan. Namun, keramahan ini berbanding terbalik dengan tenaga pendidiknya. Jelas tak nampak senyum ataupun keramahan yang terpancar diraut muka beliau. Padahal untuk menjadi tenaga pendidik harus memenuhi 4 kompetensi antara lain :  kompetensi padegogik, kompetensi professional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. Dimana aturan – aturan tersebut telah dipaparkan dalam Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Ketika pembelajaran di mulai, beruntung yang mengajar anak – anak ini tidak beliau melainkan kepala sekolah. Hari itu, beliau, hanya mendamping mereka. Pembelajaran berlangsung menyenangkan anak – anak sangat antusias. Namun perhatian saya bukan pada pembelajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah. Melainkan pada aktivitas yang dilakukan guru yang bersikap dingin, cuek tersebut.

Bahkan dalam mengkondisikan anak – anak pembelajaran di kelas, beliau sempat beberapa kali memerintah anak – anak dengan nada tinggi, senyumpun tak terpancar dari beliau. Kondisi kelaspun tak tambah tenang malah ramai tak terkendalikan. Miris rasanya bila melihat kondisi ini. Sayapun tak tinggal diam, saya mencoba mengkondisikan dengan cara yang lebih ramah. Otomatis mereka langsung nurut tanpa perlawanan yang berarti. Dalam benak saya, mereka bukanlah robot yang bisa dikendalikan oleh pemiliknya. Menjadi seorang pendidik bukan profesi yang bisa dianggap sebelah mata. Dibutuhkan kesabaran yang luar biasa, mendidikpun dengan hati bukan dengan emosi dan mengajar dengan ilmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline