Lihat ke Halaman Asli

Mendung yang Menyisakan Kenangan

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Awan hitam, gerimis mulai menyelimuti kota madani, kupercepat km sepeda motor yang ku kendarai, semua lampu rambu lalu lintas ingin ku patahkan tiangnya, demi tak ada yang menghalangi langkahku. Gerimis semakin menjadi, kendaraan lalu lalang bukan kepalang, ku lirik arloji yang tersemat ditangan ku, aku memiliki lebih kurang setengah jam lagi, klo tidak semuanya akan tinggal gemuruh angin yang menusuk tulang dan gerimis yang bernyanyi riang. Kenapa tidak ada yang berdamai dengan ku? Tidak hanya mobil,sepeda motorpun membuntutiku, langkahku terasa susah , sinaran bola merah pun tak hentinya mengajakku istirahat sejenak. Hei…tolonglah,tidak tau kah kau….? Ah susah untuk menceritakan, ku biarkan semuanya berlalu, begitu besar hatiku bersabar. Kini ku melirik handphone ku, adakah sms,tlfn atau bbm yang menandakan engkau akan meninggalkan tanah rencong ini. Hatiku cukup lega, ternyata tidak ada sms,tlfn atau bbm, itu tandanya engkau masih disini. Kupercepat kembali laju kendaraanku, aku sempat ragu dan sedikit gelisah, sepertinya jalan yang kulalui salah, namun dengan semangat ku meyakinkan diri. Lima menit kemudian hatiku merasa lega untuk yang kedua kalinya, setelah kudapati sebuah penunjuk jalan yang menandakan bahwa bandara Internasional Sultan Iskandar Muda tinggal beberapa langkah lagi. Dengan semangat yang menggebu,melebihi semangat pejuang 45 kini aku memasuki gerbang bandara SIM, dan mengambil kertas kecil sebagai tanda bahwa aku bukan orang yang dicurigakan,yaah aku lolos. Aku menuju parkiran dimana semua sepeda motor tertata rapi, kuselipkan sepeda motorku, baru satu langkah aku menjajaki tanah, terdengar suara dibalik microfont bahwa pesawat yang kau tumpangi akan segera terbang. Kupercepat langkahku kembali melewati anak tangga secepat mungkin, kini namamu yang dipanggil untuk segera kesana dan menjadi salah satu yang menduduki kursi pesawat. Segenap harapan ku hilang, kini bukan hanya langit yang mendung wajahkupun ikut meramaikannya. Namun ku tak berputus asa,sebuah sms mendarat di handphoneku”dek, ni kk As mau take off”, ternyata sms itu dari kk nopa, dengan cepat smsnya ku reply kembali,” iya kk,kk dimana?”, . “ni kk di atas dek”kk nopa membalasnya. “iya kk,tpi kami gatau naik kemana”,balasku. Tak lama selang kemudian mereka sudah dihadapanku. “kk As uda take off dek,lama dia tunggu tadi,tapi ini namanya uda dipanggil” kk nopa menjelaskannya dengan menahan mendung diwajahnya agar tidak menjadi hujan. Aku hanya bisa mematung dan menjawab “iya kk”. Dengan perasaan sedih kami semua meninggalkan bandara, ternyata kau telah meninggalkan Aceh dan kembali ke Malaysia tanah kelahiranmu. Sang surya masih enggan menampakkan diri, kami singgah ditempat makan tidak jauh dari bandara sekedar untuk mengganjalkan perut. Di sini kami masih bisa melihat pesawat meninggalkan bandara, sang merah putih yang gagah bergemuruh riuh meninggalkan bayangan dipelupuk mata, tanpa disadari mendung menyelimuti disetiap bola mata kami, sambil melambaikan tangan kami semua memanggil namanya”kk Assssssssss,semoga kita berjumpa kembali’ . padahal tidak seorang penumpangpun bisa mendengar, tapi itulah suatu hal yang memuaskan hati ,walau nampak konyol diseberang mata mereka. Pertemuaan yang singkat itu menyisakan banyak kenangan, walaupun belum genap setahun kau bersama kami, trimakasih sudah menjadi kakak yang baik,dan care pada kami semua,trimaksih atas semua nasehat, trimaksih sudah mengajarkan kami bahasa nenek moyang, trimaksih atas canda tawa, trimakasih atas hadiah movie makernya untuk kami semua. Kami akan terus mengingatmu, semoga ini pertemuan dan perpisahan yang diridhainya seperti tulisanmu dalam putaran movie maker.
THANKYOU CIK AZNIRA BINTI RASLAN, selamat berjuang, semoga diberi umur panjang, semoga kita akan berjumpa ditahun yang akan datang tepat dihari bahagiamu.
Salam rindu dari kami semua anggota full house: kk nopa,kk jirni,kk ton, dek ka, dan dek ya..
Goresan tangan ALMUNADIA

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline