Oleh : Imam Naufi Almudzofar
Dengan adanya pendidikan diharapkan mampu mencerdaskan warga Negara sehingga dapat membawa Indonesia menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Tetapi, itu hanya akan menjadi omong kosong jika dalam usaha memperoleh pendidikan tersebut, tidak dapat dilakukan oleh setiap warga Negara. Salah satunya adalah karena faktor ekonomi. Banyak pemuda-pemudi Indonesia yang hanya menyelesaikan pendidikannya di jenjang menengah atas. Artinya, ekonomi yang tidak mampu menjadikan salah satu faktor tidak melanjutkannya mantan siswadan siswi Indonesia ke jenjang pendidikan tinggi. Lantas, jika terlalu banyak kasus seperti ini bagaimanaIndonesia bisa lebih baik kelak? Yang ada hanyalah Negara dengan tingkat pengangguran tinggi dan tertinggal dengan Negara-negara lain, mengingat keberhasilan pendidikan adalah faktor utama dalam memajukan Negara.
Di sisi lain, pemerintah tengah bersungguh-sungguh dalam merealisasikan hak warga Negara dalam memperoleh pendidikan seperti yang tercantum pada Pasal 31 (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi : “Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan”. Pemerintah benar-benar paham akan faktor ketidakmampuan ekonomi yang banyak dirasakan lulusan Sekolah Menengah Atas dan sederajat sehingga tidak semua siswa bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi padahal mereka mempunyai potensi akademik yang memadai.
Mengutip pada Pedoman Bidikmisi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tahun 2012, “Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan mulai tahun 2010 telah meluncurkan Progam Bantuan Biaya Pendidikan bagi 19.675 mahasiswa, yang pada tahun 2011 sebanyak 30.000 mahasiswa. Progam tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa baru yang memiliki potensi akademik yang memadai dan kurang mampu secara ekonomi untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri pada progam studi unggulan yang disebut Progam Bidikmisi”. Untuk tahun ketiga ini, awalnya direncanakan adanya kuota 30.000 bagi calon mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi, tetapi ada tambahan kuota sehingga total mahasiswa penerima bidikmisisekitar 90.000 mahasiswa, seperti yang dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh dalam dialog dengan mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi di Universitas Negeri Manado, Minahasa, Sulawesi Utara, Sabtu (24/11/2012).
Ini merupakan kesempatan emas bagi mahasiswa penerima bidikmisi untuk dapat berpartisipasi dalam usaha memajukan Negara Indonesia. Para mahasiswa bidikmisi ini tidak perlu minder dengan adanya cap miskin (karena mendapat Beasiswa Bidikmisi-red) dalam status kemahasiswaannya. Sebaliknya, mereka haruslah sadar jika keberadaannya sebagai mahasiswa adalah dari progam pemerintah yang menggunakan uang dari rakyat Indonesia. Kesadaran mereka dapat direlisasikan dengan adanya kesungguhan dalam menuntut ilmu di perkuliahan. Selain itu,haruslah tertanam pada benak mereka untuk dapat lulus tepat waktu. Sekali lagi yang dapat menjadikan mereka dapat mengenyam pendidikan tinggi adalah karena peran dari rakyat dengan pajak yang dibayarkannya.
Di sisi lain terdapat suatu amanah yang harus mahasiswa bidikmisi jalankan. Salah satunya adalah menjadi sumber daya insani yang mampu berperan dalam memutus mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat. Karena ini merupakan misi dari adanya Progam Bidikmisi. Jadi, mahasiswa bidikmisi sebenarnya tidak boleh berbangga dulu sebelum bisa berperan dalam memutus rantai kemiskinan dan memberdayakan masyarakat. Mereka dapat dikatakan berhasil jika amanah ini dapat terlaksana. Tetapi, karena saat ini masih dalam status mahasiswa memang belum bisa jika harus melaksanakan amanah itu. Yang bisa dilakukan adalah belajar dan terus belajar dalam rangka mempersiapkan diri demi terlaksananya amanah yang diberikan.
Biaya pendidikan dan biaya hidup yang diberikan kepada mahasiswa bidikmisi selama empat tahun berturut-turut bukanlah uang yang sedikit. Jadi, pandai-pandailah kita sebagai mahasiswa bidikmisi dalam mensyukurinya. Ini dapat kita jadikan sebagai pemecut semangat dalam mengukir prestasi. Marilah kita buktikan kepada rakyat Indonesia bahwa kita bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan kesempatan ini, mari kita buktikan bahwa uang yang dipotong dari pajak mereka melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)yang kita gunakan saat ini tidaklah sia-sia.
Saya sebagai salah satu penerima beasiswa bidikmisi mewakili teman-teman mahasiswa bidikmisi untuk mengucapkan rasa syukur dan terimakasih kepada seluruh rakyat Indonesia dan pemerintah yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk dapat merasakan belajar di jenjang pendidikan tinggi. Dan semoga ilmu yang kami dapat, bisa turut serta memajukan negeri ini di waktu yang akan datang atau setidaknya bisa berguna. Harapannya, Progam Bidikmisi ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun berikutnya. Dan semoga melahirkan lulusan yang mandiri, produktif dan memiliki kepedulian sosial, sehingga mampu berperan dalam upaya pemutus mata rantai kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat yang menjadi tujuan dari Progam Bidikmisi ini. Amiiin.
Semangat mahasiswa bidikmisi, kita tunjukkan bahwa kita bisa!!
*) Imam Naufi Almudzofar
Mahasiswa Pendidikan Kewarganegaraan, UNY
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H