Hujan baru saja berhenti, tapi bukan karena pawang hujan. Dollah kini dapat leluasa pergi ke mana saja tanpa takut basah kuyup, termasuk mampir ke rumah bordil untuk menemui Rahayu, PSK yang dicumbuinya kemarin malam.
Dollah memang berjanji akan kembali mampir ke rumah esek-esek itu jika birahinya sukar dikendalikan, asalkan Ayu, demikian wanita berkulit sawo matang itu disapa, tidak melayani lelaki lain. "Tunggu saja, aku pasti kembali," katanya.
Rupanya Ayu mengingkari janji itu. Ia dengan sukarela melayani pria paruh baya berperut buncit yang ditemuinya ketika Dollah tidak kembali pada malam berikutnya. Entah apa yang dijanjikan pria itu, sehingga membuatnya berpaling dari Dollah, pengacara muda di sebuah kantor advokat di ibukota.
Saat Dollah kembali lagi ke rumah bordil itu, ia menjumpai pria berperut buncit sedang bergumul dengan Ayu, dan wanita yang wajahnya mirip seorang artis ibukota, itu sama sekali tidak menyadari kehadiran kekasihnya, itu. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi selanjutnya di kamar remang-remang itu.
Hanya saja, pada pagi harinya, satu unit mobil jenazah dan dua mobil polisi parkir di depan rumah bordil yang berlokasi di depan minimarket, dan tiga anggota polisi terlihat bercakap-cakap dengan sang pemilik tempat. Tidak lama kemudian, mobil jenazah pun tancap gas ke arah timur, dan menghilang setelah melewati persimpangan jalan. ()
