Seorang menikahi tokoh perempuan dalam novelnya sendiri
Aku adalah tokoh utama yang pernah dibuat cassia dua tahun lalu dan kau tahu sejak kapan dia menuliskannya-kita abaikan fakta hujan lebat yang ada akhir-akhir ini menguyur seisi kota dan membanjiri sekolah dan gedung , merobohktan pohon randu di pinggir jalan atau berita seorang lelaki yang mati bunuh diri akibat putus dari pacarnya-. Cassia tidak mungkin gagasan novelnya terinspirasi dari hal yang menyedihkan dari orang lain, cukup kesedihannya sebagai titisan wahyu dalam mengarang novel ini atau sebagai menjawahtahkan lukanya.
Aku sejak lama sudah mengenali cassia. Novel cassia sebelumnya beralur datar. Tokoh pratagonis dan antogis terlihat jelas perbedaannya. percayakah engkau kalau ada tokoh seperti sengkuni tapi aku tahu kalau cassia tidak suka pada kemunafiakan. Novel ini bukan berpihak pada hipokrit atau manusia bunglon tapi lebih tepatnya seorang bernasib naas yang disuruh paksa menjalin peran yang berbeda. Jika kau pernah mendapati novel ini di toko buku pinggir trotoar atau di loakan kertas-kertas bekas. Dulu sempat membuming buku cassia namun sekarang mereka terlalu sibuk pada pesta pemilu, sehingga melupakan penulis paling tersohor di negara ini, Bukan kisah dalam tulisanya yang melankolis tapi pengaranglah sebenarnya menyimpan segudang luka seolah sedang membagikannya dengan pembaca.
Sebelum ia menulis novel ini, cassia menyewa sebuah kamar di sebuah hotel dekat pematangan sawah di desa, dan mungkin dari observasinya. dia melihat seorang perempun yang berkrudung panjang sedang memanen labu, Semenjak itu cassia melahirkan sebuah tokoh perempuan bernama azizah, yang memiliki paras menawan dengan wajah putih lansat walaupun sering di bawah panas terik matahari, entahlah aku tidak tahu dari mana sumber inspirasi perempuan dalam novel ini. ada suatu kabar pula bahwa perempuan yang gagal di pinangnya memiliki watak dan penampilan yang sama seperti tokoh dalam novelnya.
"Perempuan itu bermata jeli bibirnya seperti buah yang ranum dari tangkainya bola matanya pipi seakan memancar cahaya yang tidak redup dan tidak menyilaukan tapi teduh, ada lekuk yang sangat bagus di garis, sejuk dipandang mata orang yang melihatnya, krudung lebar sebagai tolak ukur seorang perempuan yang paham agama, bahkan lisannya selalu basah memuji sang pencipta dan dia selalu menundukan pandangan, aih siapa yang tidak ingin dengan engkau aziziah pasti hati ini akan berlabuh kepada ke muaramu". Itu sedikit pengambaran perempuan di novel itu. Namun tidak akan mengetahui perangai azizah sebelum membuka halaman 134 di sisi paling atas, bagaimana azizah mencintai seorang lelaki yang begitu ia dambakan namun hanya bahasa diam dan doa,
"Kapan akhi, kau akan mendatangi bapakku, bukankah diamku adalah tanda cinta, aku tak akan mampu menatapmu sedemikian rupa karena rasa takutku pada ilahi, aku hanya mampu meratapmu dalam doa-doa malam panjang", indah bukan, azizah sering di lamar orang, apalagi anak juragan tebu yang akan memecat ayahnya jika tidak mau menerimanya sebagai menantunya .
Mungkin kau akan heran jika tahu siapa yang didambakan oleh azizah, cassia menuliskan ceritanya bahwa aku yang diingkan untuk menikahinya, iya aku memang mantan santri seperti azizah kira tapi semua itu telah berubah ketika di halaman 459 bagaimana diriku menjadi bejat sebab permainan di dunia malam, siapa yang menyebabkan diriku bejat ?
Ayahku sendiri, ketika aku pulang dari pesantren ayah membawa perempuan lain di rumah dan meninggalkan ibu yang mati bunuh diri karena tak kuat menahan penyiksaan dan luka cuka dari ayah, hampir aku hendak membunuh orang yang membesarkaku dari kecil, tapi untunglah setan tidak mampu melabui, akhirnya aku memutuskan pergi entah kemana, Terpenting adalah luka ini harus aku luruhkan mungkin dengan menyiram hujan lebat atau mencongkel dengan belati bahkan kalau perlu merobek ulu hati hingga aku tak merasakan rasa.
Kaki menuntun pada jalan yang salah , sampailah aku pada dunia kasino malam di mana aku harus menjadi diriku yang lain dan melepaskan semua yang ada di pesantren, menjadi tukang pukul pengawal bandar judi dan yang lebih menyiksaku, aku harus mau melayani penjudi perempuan yang menang dengan bandar,itu tidak lain mencabik kehormatanku sendiri yang sudah lama aku menjaganya.
Sebelumnya aku sudah mengenal azizah lewat sebuah pertemuan singkat di toko bunga, aku tak suka bunga tapi majikanku yang memintaku untuk membelikan bunga untuk perempuan satu malamnya dan tepat saat itu cassia menaruh rasa cinta dalam hati kami.
" Rasa apa ini, kenapa jantungku berdetak begitu kencang, rasa ini lebih halus dari rasa yang setiap kali aku kecup di malam hari dengan wanita-wanita kasino, apakah ini adalah sebuah rasa cinta ", begini ucapanku di halaman 703 dan azizah mengucapnya di halaman 705, ini adalah pertemuan pertama dengannya tapi azizah kerapkali mendapatiku di masjid. tentu cassia mengarang pertemuaan yang tidak kusadari di siang hari, dan disaat diriku bukan menjadi lelaki malam, siangku memang ku habiskan bermunajat dan beristigfar . Setiap orang diberi hak menebus dosanya , bukankah Allah akan menerima taubat seorang di siang hari jika dia malam melakukan maksiat ?