Lihat ke Halaman Asli

Kang Mizan

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Melihat Sisi Blessing Hiruk Pikuk Kons Perppu UU Cipta Kerja

Diperbarui: 6 Januari 2023   07:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demo Buruh Penolakan Perppu UU Cipta Kerja. Foto Credit, Tempo.co

Kemarin ada demo besar anti Perppu UU Ciptakerja. Yang demo, Kamis 5 Jan 2023, di depan Gedung DPR Senayan itu adalah berbagai serikat buruh.

Sebelumnya, sejak Perppu No 2/2022 ini ditandatangani oleh Presiden Jokowi tanggal 30 Desember 2023, dahsyat sekali gelombang penolakan dari para akademisi/pakar hukum tata negara. Para pakar itu mulai dari dua orang mantan Ketua MK yaitu Jimly dan Hamdan Zoelva, akademisi UGM Zainal Arifin Mochtar, akademi universitas Australia, Denny Indrayana, Rocky Gerung, Refly Harun, Haris Azhar, dan banyak lagi.

Semuanya menyatakan bahwa penerbitan Perppu ini adalah perbuatan melawan hukum dan melawan konstitusi. Juga merupakan perbuatan tercela Presiden Jokowi sehingga Jokowi sudah layak untuk dimakzulkan (dicopot).

Penulis sendiri juga sangat sepakat dengan pernyataan mereka. Juga sepakat dengan pernyataan Refly Harun bahwa DPR bukan saja tidak akan berniat untuk memakzulkan Jokowi tetapi juga bahkan akan segera mengsahkan Perppu itu menjadi UU dalam masa sidang minggu depan. 

Pertimbanganya adalah rezim Jokowi berkuasa absolut saat ini. Koalisi partai pemerintah menguasai 82 persen kursi DPR.

Lebih jauh lagi, sebagian besar, jika tidak hampir seluruh, dari legislator kita (DPR/DPD) merupakan produk dari Pemilu Norak. Mereka itu dipilih oleh Pemilih Norak sedemikian rupa sehingga banyak diantara mereka itu dapat menghabiskan uang hingga Rp46 miliar untuk terpilih.

Konsekuensinya, prioritas utama mereka itu adalah mendapatkan uang sebanyak mungkin untuk kompensasi biaya komunikasi dengan Pemilih Norak yang sudah dikeluarkan dalam Pemilu 2019 dan untuk persiapan Pemilu berikutnya, seperti Pemilu 2024. Poros legislatif kita sangat parah sakitnya. Poros legislatif kita sangat mendesak untuk disehatkan.

Kunci penyehatan itu terletak pada kondisi Pemilih Norak. Pemilih Norak sehat poros legislatif otomatis akan sehat juga. Pertanyaannya adalah kapan Pemilih Norak itu akan sehat? Kapan akan menjadi Pemilih Keren atau Pemilih Cerdas?

Waduh akan memakan waktu yang sangat panjang. Tiga dua tahun Orba bukan saja tidak ada perhatian untuk menjadikan mereka itu keren tetapi bahkan kenorakannya itu malah dipelihara. Dua dua tahun Era Reformasi, jumlah yang norak itu bahkan melejit tinggi. 

Butuh waktu yang sangat panjang sekali. Bisa satu, dua, atau entahlah, jika narasi Indonesia lenyap tahun 2030 tidak menjadi kenyataan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline