Lihat ke Halaman Asli

Kang Mizan

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Perihal Bansos, Tanya Rumput yang Bergoyang

Diperbarui: 17 Mei 2020   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Mati oleh Korona atau Mati Kelaparan|Sumber: Megapolitan Kompas

Berita Bantuan Sosial atau Bansos sedang naik daun. Memang demikian adanya misal coba lihat itu berbagai narasi Bansos yang HL di banyak media daring. Berbagai narasi Bansos juga diangkat sebagai tema diskusi virtual di beberapa stasiun Tv sejak dua minggu terakhir. 

Topik Pilihan Bantuan Sosial Kompasiana

Kompasiana sejak dua atau tiga hari terakhir mengangkat narasi Bansos sebagai Topik Pilihan. Topik pilihan Pantau Bersama Bantuan Sosial dinarasikan oleh Kompasiana untuk mengajak Kompasianer berbagi pengalaman terkait penyaluran bantuan sosial di daerah masing-masing. Kompasiana mengundang kita semua untuk berbagi dalam banyak sisi dari pernak pernik Bansos Corona ini. 

Misalnya, Kita bisa mulai berbagi kisah tentang tetangga miskin yang belum pernah menerima Bansos apapun sejauh ini, atau, sebaliknya, tentang orang-orang yang  dekat dengan perangkat desa/kelurahan yang banyak dan/atau sering menerima Bansos. Kompasiana juga berharap ada Kompasianer yang juga merupakan Panitia Bansos dapat berbagi di platform Kompasiana yang keren ini.

Pengalaman Bansos di Desa Bojong Gede, Bogor.

Beberapa waktu yang lalu Ketua RT kami posting di WAG RW bahwa daftar penerima Bansos dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil (RK), sudah sampai ke desa. Menurut postingan ini tidak ada warga RW kami yang masuk dalam daftar penerima Bansos tersebut. Ini beralasan karena RW kami dan RW-RW lain dalam kompleks perumahan memang tidak pernah mendapat Bansos dan bahkan sebaliknya banyak memberikan Bansos pada para tetangga kampung sebelah.

Postingan Pak Ketua RT itu juga mengatakan bahwa daftar itu akan divalidasi oleh perangkat desa. Postingan dari warga yang lain yang mengatakan bahwa terlalu sedikit dengan hanya tiga atau empat orang untuk setiap RT, dengan sekitar 1.000 jiwa,  yang kebagian Bansos RK tersebut, diamini oleh Pak Ketua RT.

Beberapa postingan lain menyebut bahwa kuota per RT itu sudah demikian sejak dahulu dan jelas sudah terlalu sedikit bagi banyak RT di desa kami dalam kondisi normal saja. Jumlah itu relatif bertambah lebih terlalu sedikit lagi dalam kondisi kemerosotan ekonomi dan meluasnya pengangguran dan kemiskinan saat ini. 

Penulis juga banyak mendengar bahwa ada atau beberapa penerima Bansos tersebut orang yang itu dan yang itu lagi dan yang biasanya ada hubungan dengan perangkat desa dan/atau RT/RW setempat. 

Penulis juga kenal dengan banyak orang miskin yang tinggal berdampingan dengan kompleks perumahan kami tetapi belum pernah menerima Bansos apa pun. 

Mereka belum pernah menerima Bansos ketika dulu dalam kondisi normal dan lebih-lebih tidak menerima Bansos apapun dalam kondisi kemiskinan dan pengangguran massal saat ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline