Lihat ke Halaman Asli

Kang Mizan

Pensiunan Peneliti Utama Kementerian Keuangan R.I. email: kangmizan53@gmail.com

Epic Romeo and Juliet di Wuhan, Tiongkok

Diperbarui: 9 Februari 2020   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: ozy.com | Romeo and Juliet versi China

Seingat saya di usia yang menginjak ke 67 tahun saat ini wabah pandemic Virus Corona adalah yang paling mengerikan. Kasus flu burung Hong Kong beberapa puluh tahun yang silam cukup menggemparkan, namun korban yang terbesar adalah hewan ternak ayam. Korban jiwa manusia rasanya sedikit sekali, jika ada. 

Penutupan gerbang masuk dan keluar kota untuk mengisolasi orang agar wabah penyakit menular tidak menyebar ke tempat lain, seingat penulis, hanya pernah terjadi di kota Wuhan, Tiongkok sekarang ini. Penulis pernah mendengar hal yang serupa tetapi itu ada di film legendaris Romeo and Juliet, yang diangkat dari best seller novel karya William Shakespeare. 

Kemudian kita juga umumnya mendengar kasus flu burung di Bangkok, Thailand. Disini korban yang terbesar juga ayam dan walaupun ada juga orang yang terinfeksi terutama anak-anak, jumlah yang terinfeksi apalagi yang sampai meninggal dunia juga relatif sangat kecil. Kami waktu itu membatalkan rencana liburan ke sana walaupun sudah beli tiket Jakarta - Bangkok PP. Waktu itu tidak ada larangan pesawat udara ke dan dari Bangkok untuk semua rute termasuk rute Bangkok - Jakarta. 

Sangat dramatis tindakan pengamanan penyebaran Pandemic virus Carona Wuhan. Terkini adalah penghentian sampai waktu yang belum ditentukan  seluruh penerbangan maskapai Indonesia bukan saja ke Wuhan tetapi ke seluruh daratan Tiongkok. Larangan yang serupa berlaku juga untuk Maskapai Penerbangan Tiongkok untuk mendarat di seluruh Bandara Indonesia. 

Tercatat hingga semalam ada 774 orang meninggal dunia dan ribuan yang masih terinfeksi. Wabah pandemic ini hampir sama dengan wabah flu SARS Ebola di Afrika Barat yang bermula di negara Guinea tahun 2014 yang lalu. Namun, ketika itu tidak segempar seperti sekarang ini dan tidak  ada pemblokiran atau isolasi kota atau negara yang terjangkit.   

Berita penutupan gerbang kota Wuhan ini mengingatkan penulis dengan cerita seorang guru SMP penulis. Penulis lupa nama dan lupa apakah Beliau Guru sejarah atau bahasa Inggris. Latar belakang cerita yang memang hebat, suara dan bahasa tubuh yang demikian memikat sehingga kami semua di kelas itu demikian hanyut, hanya terdengar tarikan nafas perlahan, dan tidak ada yang bergeming hingga klimaks cerita ketika Romeo menikam perutnya sendiri hingga tewas.

Ooooh.. ooooooh.. kami menjerit semua. 

Latar belakang drama yang ditulis oleh William Shakespeare itu sama dengan nasib tragis penduduk Wuhan sekarang. Ratusan tahun yang silam, dalam kisah ini, raja memerintahkan untuk menutup seluruh gerbang suatu kota kecil yang terletak di daratan Inggris Raya. Perintah itu ditujukan untuk mencegah wabah penyakit menular yang sangat mematikan menyebar ke wilayah-wilayah lain di negara ini.

Tragisnya ada seorang lover, Romeo yang belum hidup kembali di kota yang terisolasi ini. Romeo dibius oleh Pastor untuk mengelabui raja yang memerintahkan agar Romeo dibunuh. Jazad Romeo yang sebetulnya hanya dibius saja dikirim ke kota kecil itu. Juliet sang putri raja dibisikin bahwa Romeo sebetulnya masih hidup dan berada di kota kecil itu. 

Juliet yang kepergok basah oleh ayahenda raja selagi aaseek memadu kasih dengan Romeo pemuda kampung tampan, lembut tetapi gagah perkakas, di kamarnya, nekat minggat dari kerajaan.  Dengan suara lirih beraura keteguhan hati, refleksi kejiwaan Juliet pada momen yang menegangkan ini, begitu yang disampaikan oleh guru SMP kami itu, Juliet yang menyamar sebagai rakyat biasa, berangkat tengah malam, dan sampai sorenya di kota itu. 

Betapa kecewanya dia karena ternyata gerbang kota itu tertutup rapat. Lebih hancur lagi hatinya ketika sudah berhasil menembus masuk kota itu dan mendapatkan Romeo terbujur kaku tidak bernyawa.  Tidak tahan berpisah dengan sang kekasih yang dicintai melebihi cinta kepada ayahenda raja dan seluruh keluarga kerajaan yang lain, Juliet menghunus belati dan menikam lambungnya sendiri hingga tewas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline