Kata sungsang dalam KBBI adalah terbalik (yang di atas menjadi di bawah, yang di depan menjadi di belakang, kepala di bawah kaki di atas, dan sebagainya). Sungsang dalam organisasi terjadi jika organisasi dibuat tanpa terlebih dahulu memperhatikan secara mendalam tentang fungsi utama apa saja yang diinginkan dari organisasi itu. Dengan kata lain, yang terjadi adalah functions follow structures bukan structures follow functions.
Implikasinya, tidak optimal atau bahkan buruk nya capaian kinerja organisasi-organisasi tersebut.
Ini berpotensi akan terjadi di Kabinet Jokowi - Ma'rufAmin. Penjelasannya adalah seperti dibawah ini.
Dapat kita mulai dari wacana pembentukan beberapa kementerian baru dan penggabungan beberapa kementerian serta peningkatan jenjang lembaga negara menjadi kementerian negara. Misalnya, Kementerian Luar Negeri akan menjadi Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan (Kemenludag). Disini kelihatannya Ditjen Perdagangan Luar Negeri (Ditjen Daglu Kemendag) akan diintegrasikan di Kemludag tersebut.
Ini sexy. Ini berpotensi membangkitkan semangat untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dalam rezim Kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin, 2019 - 2024. Pemerintah terkesan akan menggenjot ekspor dan investasi luar negeri yang loyo sejauh ini dengan ditambahnya fungsi perdagangan luar negeri pada Kementerian Luar Negeri dengan melebur Ditjen Daglu Kemendag ke Kementerian Luar Negeri tersebut.
Namun, sebetulnya sudah sejak dahula kala sudah ada perwakilan dari Ditjen Daglu Kemendag di Kemenlu. Mereka itu terdiri dari atase ekonomi dan atase perdagangan yang ditugaskan pada setiap Kantor Kedutaan Besar RI di luar negeri.
Ironismya, penulis sejauh ini belum dapat mengakses, jika ada, data dan informasi yang terkait dengan seberapa moncer kinerja atase-atase ekonomi dan perdagangan kita itu. Penulis belum mendengar apa saja kontribusi dari atase-atase tersebut pada perdagangan dan investasi luar negeri Indonesia.
Penulis pernah berkunjung ke Kedubes Indonesia di Washington D.C dan melihat suasana yang sepih-sepih saja. Tidak terlihat orang wara-wiri seperti di Kedubes AS di Indonesia, misalnya. Penulis mendengar keriuan suara paduan suara dan angklung. Hal yang serupa penulis saksikan di Kedubes Indonesia di Wellington, New Zealand. Pada waktu itu tamu Kedubes ini hanya kami berdua; teman dan saya sendiri. Sepih sekali dan sangat bertambah sepih jika dibandingkan dengan suasana beberapa Kedubes negara tetangga seperti Singapura, dan Malaysia.
Penulis pernah dengar bahwa orang-orang kita yang dinas di Kedubes luar negeri itu kerjanya hanya karaoke dan latihan angklung selain melanjutkan hobi naik kuda putih. Maaf ini yang pernah penulis dengar dari beberapa orang dan berita ini tidak harus benar.
Pertanyaannya sekarang adalah apakah pengalihan status staf dan pegawai atase ekonomi dan perdagangan itu dari pegawai Kementerian Perdagangan menjadi pegawai Kementerian Luar Negeri akan dapat memberikan kontribusi penting pada kinerja ekspor dan investasi luar negeri Indonesia? Kenapa? Berharap, walaupun tidak terlalu berharap, pemerintah dapat memberikan penjelasan yang cukup jelas.
Let's move on.