Lihat ke Halaman Asli

Almizan Ulfa

TERVERIFIKASI

Prabowo Kebocoran APBN Rp500T, Kok Minta Bukti?

Diperbarui: 12 Februari 2019   14:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kontroversi Kebocoran APBN: edited dari CNNI

APBN bocor itu tentunya mencakup penggelembungan harga yang dibayar oleh APBN untuk pembelian barang dan jasa. Kata mark up lebih umum digunakan. Misalnya, harga yang wajar 10 triliun rupiah tetapi APBN membayar seharga 15 triliun rupiah yang berarti ada penggelembungan atau Mark Up sebesar lima triliun rupiah atau mark up sebesar 50 persen

Di Era Orba, Prof Soemitro Djodjohadikusumo (alm) , yang juga besan penguasa tertinggi Indonesia waktu itu, Soeharto (alm), dan juga ayah kandung Capres no urut 02, Prabowo Subianto menyatakan 40% APBN bocor. Prabowo berulang kali mengungkit isu kebocoran APBN dalam debat Pilpres 2014 tetapi isu ini tidak banyak menarik simpati pemilih kepada nya dan ternyata Prabowo dikalahkan Jokowi pada Pilpres 2014 tersebut.

Prabowo kembali meneriakan narasi APBN bocor  berulang kali di musim kampanye Pilpres 2019. Misalnya, ini disampaikannya dalam pidatonya di Acara HUT ke-20 KSPI (Federasi Boeroeh Metal)  di Sports Mall Gading, tanggal 6 Feb yang lalu. Nilainya fantastis. Rp500 triliun per tahun, atau, sekitar 25% dari nilai total APBN.

Jokowi meradang. Minta bukti dan laporkan ke KPK. Tjahjo Kumolo yang politisi PDIP dan Menteri Dalam negeri juga menyatakan hal yang serupa. JK menyatakan ada kebocoran tapi tidak separah itu.

Persepsi publik termasuk penulis memang ada kebocoran APBN dalam jumlah yang besar. Jumlah dan/atau persentasenya sebetulnya dapat dikompilasi dan diestimasi dari dari berbagai kasus korupsi yang sudah ditangani oleh KPK. Namun, diatas kesemuanya, isu yang terpenting dan sangat didambahkan oleh pemilih saat ini sebetulnya adalah bagaimana mengendalikan kebocoran APBN itu. 

Uang sejumlah Rp500 T jika betul seperti yang dikatakan oleh Prabowo itu sangat banyak. Uang itu dapat bangun ratusan kilo meter jalan tol ..... setiap tahun nya. 

Uang itu dapat digunakan untuk santunan dhuafa dan fakir miskin sebanyak 100 juta kepala masing-masing dapat sebesar lima juta rupiah ,,, lagi-lagi setiap tahun nya. Uang itu dapat juga digunakan untuk bangun  ribuan gedung sekolah dan Puskesmas. Dan, yang lebih penting sekali Indonesia tidak perlu nambah utang lagi setiap tahun nya jika kebocoran APBN tersebut dapat dihentikan. 

Lantas adakah kita dengar dari Prabowo sendiri kenapa penyakit kronis itu sudah berlangsung lama sekali. Lama sekali sejak Prabowo masih Balita dan terus menggerogoti kita semua hingga Prabowo menjadi Capres kesekian kali nya ini?

Penulis sendiri belum mendengarnya. Lebih-lebih penulis belum mendengar apa saja bondo Prabowo untuk mengganti kantung APBN dengan yang leak proof. Prabowo kan bukan Bonek... Bondo nekat saja kata arek Suroboyo.

Kasihan Prabowo kalah lagi jika banyak menggantang narasi asap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline