Lihat ke Halaman Asli

Almizan Ulfa

TERVERIFIKASI

#HapuskanSubsidiPupuk

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kompas hari ini, 21 April 2015, menyajikan headline Kisruh Pupuk Bersubsidi. Menurut laporan ini jumlah yang disediakan untuk petani kurang tetapi sering diakhir tahun dilaporkan alokasi yang tidak digunakan dalam jutaan ton. Ada yang salah menurut berita ini.

Menurut saya masalahnya lebih kompleks lagi. Adanya dua harga, pupuk bersubsidi lebih murah dan non-subsidi lebih mahal, jelas akan mendorong banyak pemain untuk memanipulasi yang bersubsidi. Pupuk bersubsidi di jual misalnya ke perkebunan besar seperti perkebunan sawit. Ini sulit sekali dikontrol karena wilayah pertanian padi dan palawija sangat luas dan tersebar di berbagai daerah.

Bagaimana jika alokasi itu ditambah?

Jawabnya tetap saja akan ada penyelewengan sepanjang masih terdapat dua harga di pasar. Kecuali, jika seluruh kebutuhan pupuk dalam negeri disubsidi, sama seperti misalnya subsidi LPG 3kg. Dengan opsi ini otomatis penyelewengan akan hilang dengan sendirinya. Contoh lain yang terkini adalah penghapusan subsidi premium. Harganya sudah satu koq. Tidak akan ada lagi penyelundupan premium ke luar negeri dan/atau ke industri dalam negeri.

Masalah opsi subsidi massal ini hanya satu. Beban APBN akan meningkat yang seharusnya tidak perlu terjadi.

Opsi kedua, hapuskan saja subsidi pupuk. Ini yang memabokan sebetulnya. Harga beras dan palawija jelas akan naik. Jangan khawatir sebab ini tidak akan menjadi masalah sebab yang terpukul hanya kalangan penduduk miskin yang sudah ada skim Raskin untuk mengatasinya. Juga, kita sudah memiliki banyak sekali program-program Bansos yang lebih tepat sasaran. Perbaiki dan Integrasikan saja berbagai program tersebut sehingga bukan saja mereka tidak terganggu tetapi mereka juga akan lebih sejahterah.

Disisi lain, harga beras dan palawija yang lebih baik akan mendorong produktivitas lahan-lahan pertanian. Upah buruh tani dan produksi pertanian akan meningkat. Yang lebih seksi lagi adalah tendensi konversi lahan menjadi pemukiman, real estate, hotel dan restoran, wilayah industri, dll. dapat dikendalikan secara bersamaan. Sisi positif penting lainnya adalah fiscal space akan bertambah yang dapat digunakan untuk mempercepat infrastruktur pertanian seperti bendungan, jalur irigasi, dan jalan-jalan perdesaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline