Belum dilantik menjadi Presiden Jokowi sudah menemukan beberapa sumber yang dapat mengatasi terbatasnya ruang gerak fiskal pemerintah. Pertama, menurutnya anggaran perjalanan dinas sebesar Rp30 triliun perlu dipangkas. Kemudian anggaran rapat-rapat sebesar Rp18 triiun juga dapat dipangkas dan dialihkan ke program-program pembangunan yang lebih produktif. Juga, disini dilaporkan DKI dapat menghemat anggaran sebesar RP4,25T dari kegiatan-kegiatan semacam rapat dan perjalanan dinas tersebut.
Sebetulnya anggaran semacam perjalanan dinas dan rapat tersebut masih banyak yang benar-benar diperlukan. Perjalanan dinas presiden ke luar negeri, misalnya, adalah penting. Anggaran blusukan juga penting. Tetapi, perlu diakui bahwa banyak juga kegiatan serupa yang sebetulnya hanya pemborosan.
Isu-isu seperti tersebut diatas dalam perspektif keuangan negara dimasukan kedalam isu-isu mikro efisiensi. Disini relatif banyak resistensi . Isu-isu ini banyak tersandung kepentingan kesejahteraan dan kemakmuran. Secara umum, kementerian dan lembaga negara tidak akan setuju, jika diberi opsi setuju atau tidak setuju untuk pemotongan dan/atau pengalihan anggaran tersebut.
Disnilah sebenarnya pentingnya Kementerian Keuangan menyaring mana anggaran yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang hanya pemborosan saja. Tugas ini tidak begitu sederhana. Walaupun demikian, jika ada penugasan dari presiden tetap dapat dilaksanakan. Ya, sesuai dengan jargon Jokowi “tinggal tugaskan saja.”
Berbeda dengan isu-isu mikro efisiensi tersebut, isu-isu makro efisiensi sudah dapat dikelola oleh Kementerian Keuangan dengan baik sekali. Excellent menurut banyak pengamat internasional.
Kementerian Keuangan sudah memiliki softwares, hardwares, dan, brainwares yang melimpah untuk melaksanakan tugas-tugas makroefisiensi tersebut. Kemenkeu sudah memiliki dan menguasai model-model makroekonomi dan fiskal bertaraf internasional secara sempurna.
Bahkan dapat dikatakan sudah auto pilot. Dan, dengan demikian tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa even a monkey dapat jadi menteri keuangan, jika tugasnya lebih terfokus pada isu-isu makro efisiensi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H