Harga tabung gas Elpiji 3 Kg mahal sekali. Harga di SPBU tabung gas Elpiji 3Kg Rp147 ribu plus harga gas menjadi Rp160 ribu. Ini mahal sekali klo dilihat dari bentuk yang sederhana dan terkesan tidak begitu memerlukan prisisi yang tinggi untuk membuatnya. Terkesan mahal juga jika dibandingkan dengan harga produk serupa di beberapa negara. Selain itu, terkesan tabung ini tidak begitu kuat dan aman.
Ogut coba bandingkan denga harga tabung gas 3 kg yang dijual di outlet di kota Wellington NZ beberapa waktu yang lalu. Rasa-rasanya hanya US$6.5 atau sekitar Rp80.000.- Dan, tersedia bebarapa bentuk dengan beberapa merk manufaktur (disana diterapkan UU Anti Monopoli yang keras sekali) serta terkesan memiliki safety yang tinggi. Tabung gas ini yang biasanya digunakan untuk kegiatan outdoors di summer season merupakan produk impor mengingat NZ adalah negara agraris yang juga ditopong oleh sektor pendidikan dan pariwisata. Wajarlah dengan struktur ekonomi yang demikian NZ juga mengimpor seluruh produk manufaktur.
Di Indonesia struktur pasar tabung gas Elpiji termasuk tabung 3 kg itu adalah pasar monopoli dan beritanya tabunggas 3 kg ini diimpor dari Tiongkok. Jika, ingatan saya tentang harga tabung di NZ itu tidak meleset terlalu jauh maka dapat disimpulkan laba monopolist (mopoly rents) tersebut sangat luar biasa tingginya. Laba yang diraup mata rantai monopoli Indonesia sekitar Rp70.000.- per tabung. Jika, sejauh ini katakan saja ada 100 juta tabung gas elpiji impor maka nilai raupan laba itu adalah Rp7 triliun.
Angka Rp7 triliun itu besar sekali!! Anggka ini setara dengan anggaran beberapa K/L. Misalnya, untuk APBN 2014, Kemkumham dan MA masing-masing hanya sekitar Rp6T, KemNakertrans dan Badan Pertanahan Nasional masing-masing hanya sekitar Rp3T, dan Badan SAR Nasional dan Badan Intelijen Negara masing-masing hanya sekitar Rp1T.