Lihat ke Halaman Asli

Berbakti Kepada Orang Tua, Kenapa ?

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ikhtisar Jumat kali ini, 4 Februari 2011, sungguh sebuah catatan yang patut menjadi renungan dan hendaknyalah dijalankan oleh setiap anak yang mengaku punya orang tua. Khatib memberi judul Berbakti Kepada Kedua Orang Tua. Dari uraian singkat pada khutbah pertama, dapat dicatat tiga hal yang dapat dijadikan renungan mengapa kita harus berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua kita.

Apa pentingnya kita berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua kita ?

Pertama adalah bahwa berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua adalah salah satu bentuk syukur kita pada Allah swt. Disebutkan Allah telah menempat kedudukan orang tua kita satu tingkat dibawahNYA, Allah telah menyertakan orang tua setelah namaNYA, sebagaimana disebutkan dalam surat Lukman yang artinya, "...Bersyukurlah kalian kepad-KU lalu kepada kedua orang tuamu..."

Ini menjelaskan bahwa jika kita berbakti kepada kedua orang tua kita, sesungguhnya kita telah termasuk orang-orang yang bersykur kepada Allah Swt. Takkan  setinggi apapun rasa syukur kita pada Allah Swt, jika kita tidak berbakti dan berterimakasih kepada kedua orang tua kita. Dan jika kita bersyukur pada Allah dengan berbakti dan berbuat baik kepada orang tua, Allah berjanji akan menganugerahkan karunia yg banyak, yang boleh jadi saat ini Allh anugerahkan kita anak-anak yang soleh dan solehah,  yang juga berbuat baik dan berbakti pada kita orang tuanya.

Kedua, jika kita berbakti kepada kedua orang tua kita, sebenarnya kita sedang membangun dan membuka jalan ke syurga. Sesungguhnya Allah telah menetapkan, dan Rasulullah SAW pun telah menyampaikan, bahwa sesunggunya keridhoan Allah SWT itu ada pada ridhonya orang tua kita, dan kemurkaan Allahpun ada pada murkanya orang tua. Jadi, manalah mungkin kita akan memperoleh syurga yang kita impikan, jika orang tua kita tidak ridho pada kita. Bayanagkan, seluruh ibadah yg kita lakukan adalah berharap pahala dari Allah yang akan mengantarkan kita ke syurga-NYA. Bukankah doa-doa yang kita panjatka semua bermuara akan syurganya Allah ?.... "Ya Allah Ya Rabbi, masukan kami dan keluarga kami kedalam syurga MU. ,".

Namun dimanakah letak syurga itu? Dimana syurga yang kita cari dan impikan itu ? Rasulullah SAW bersabda, "Syurga yang kalian cari dan harap-harapkan itu, letaknya ada dibawah telapak kaki ibumu...".  Artinya jika ridho orang tua sudah kita peroleh, sesungguhnya kita telah membuka jalan ke syurga. Dengan demikian, jika hari ini ada yang orang tuanya sudah tua renta, susah payah sakit-sakitan, butuh perhatian dan asuhan, dan orang tuanya itu berada dalam pangkuannya, maka sesunggunya syurga telah bersamanya. Rasulullah juga pernah menyampaikan, bahwa sungguh merugilah seorang anak yang orang tuanya sudah renta dan sakitan-sakitan tinggal bersamanya, tapi ia tidak mendapat syurga karenanya. Maknanya adalah jika kita merawat orang tua kita yang sudah tua dan sakit-sakitan, maka rawatlah dengan ihklas dan penuh pengabdian. Yang demikian itu Inysa Allah akan mengantarkan kita ke syurganya Allah SWT.

Ketiga, jika kita berbakti kepada keda orang tua kita, Inysa Allah kelak anak-anak kita juga akan berbakti pada kita orang tuanya. Namun jika kita tidak berbakti bahkan durhaka kepada orang tua kita, maka bersiap-siaplah menghadapi anak kita yang tak akan berbakti bahkan durhaka kepada kita, nauzubillahiminzalikh. Salah satu Hadits Riwayat Imam At Tabrani patut kita renungkan, yang artinya : "Berbaktilah kepada kedua orang tuamu, niscaya anak-anakmu kelak akan bebakti kepadamu". Jadi kalaulah hari ini kita mengantarkan orang tua kita yang sudah tua renta lanjut usia ke panti jompo karena alasan apapun, maka jangan pernah menyesal jika suatu saat nanti anak-anak kita juga akan menitipkan kita ke panti jompo sampai meunggu ajal, dengan alasan apapun juga.

Kalaulah demikian halnya, maka kita yang berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua kita, sesungguhnya kita telah menanam pohon kebaikan.  Diakhir khutbahnya, khatib menyampai suatu riwayat, ketika seorang hamba bertanya pada khalifah Umar :

Hamba:"Ya Amirul Mukminin, hari ini orang tuaku sudah tua lanjut usia, hari-harinya ia selalu bersamaku, aku papah ia, akulah sandarannya, akulah kendaraannya, aku bersihkan kotorannya, aku antar kemanapun ia pergi ... apakah dengan demikian aku telah membalas jasa orang tua ku ? "

Umar : "Belum.!!".

Hamba:"Kenapa Ya Amirul Mukminin ?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline