Tendangan kaki kiri Gonzales dari luar kotak penalti yang menggetarkan gawang Philipina telah mengantarkan Timnas Indonesia "pasukan garuda" melaju ke pentas terakhir piala AFF 2010. Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) seketika bergemuruh serasa hendak runtuh oleh sorak teriak puluhan ribu pendukung Tim Merah Putih. Teriakan M e r d e k a !!! membahana ke atas langit Senayan, melengking sampai ke ujung pantai paling Barat tapal batas nusantara, merentang membelah udara malam lalu menyeruak di antara ribuan pulau hingga menusuk anak telinga para anak muda ditengah hutan Papua sana. Ratusan juta rakyat Indonesia serentak terlompat dari tempat duduknya dengan teriakan yang sama, "horeee, gooool.., Merdeka !!!", entah dari siapa komandonya. Tak hanya berhenti di situ, tabuh gendang dan lolongan terompet kemenangan pun melesat menembus tembok-tembok batas negara tetangga. Kafe-kafe, restoran, wisma KBRI di berbagai negara, semuanya ikut bersorak gembira. Bahkan di kedai-kedai makan di pinggir jalan sampai ke lorong-lorong kampung tempat pemukiman para TKI di Malaysia, semuanya sabar dan setia menunggu aksi-aksi "pahlawannya" yang sedang memperjuangkan nama besar bangsa yang sedang mereka tinggalkan, juga karena cinta yang tak kalah besarnya. Akhirnya pekik haru pun tak tertahankan, meledak di atas angkasa di manapun anak negeri ini sedang berada. Tiba-tiba rasa nasionalisme semakin tebal membusung di dada. Seolah hendak berteriak pada penduduk asli di sana, " Hei...!! lihatlah negeriku. Bangsaku juga bisa, jangan pernah anggap remeh bangsa kami..." Bahkan tidak sedikit yang matanya berkaca-kaca ketika menyaksikan merah-putih meliuk-liuk berkibar menutupi balkon-balkon GBK, sementara para pahlawan garuda melompat saling berangkulan sambilan mencium lambang Garuda di dadanya, meski semua itu hanya terlihat lewat layar kaca. Begitulah dukungan anak bangsa bagi kesebelasan kesanyangannya, yang sudah bertahun-tahun merindukan hasil gemilang dari lapangan hijau. Mereka datang dari seluruh penjuru negeri, menembus bukit menyeberangi lautan, tanpa berpikir perbekalan atau bertemu sanak saudara di sekitar Senayan. Berhari-hari mereka berbaris antri untuk membeli -sekali lagi membeli, bukan meminta gratis- karcis, dari pagi hingga malam, sampai pagi lagi. Semuanya itu hanya untuk meberikan dukungan penuh, memberikan semangat bagi pasukan garuda. "Jangan gentar pahlawanku ! Kalian berjuang di atas rumput, kami berjuang di pinggir lapangan," demikian kira-kira pesan "perjuangan" yang mereka isyaratkan untuk membakar gelora semangat pasukan kebangaan bangsa. Sekarang Garuda-ku sudah hinggap di atas dahan perebutan mahkota gelar juara AFF. Akhir pekan ini Nasuha dkk akan berlaga di gelanggang musuh, Stadion Nasional Bukit Jalil akan menjadi saksi kepak sayap garuda melibas siapapun yang mendekatinya. Sekali lagi, dukungan pemain ke-12 tentu sangat dibutuhkan. Jika di Jakarta Tim Garuda punya pasukan pendukung dari seluruh tanah air, maka di Kuala Lumpur, ribuan tenaga kerja asal Indonesia juga telah siap menduduki Bukit Djalil. Untuk itu, seyogianyalah para majikan yang mempekerjakan tenaga kerja asal Indonesia memberikan kesempatan kepada mereka yang biasa disebut TKI ini untuk datang berbondong-bondong ke Stadion Nasional Bukit Jalil untuk menyaksikan sekaligus mendukung kesebelasan kesayangannya. Sekalipun pertandingan final Malaysia vs Indonesia Leg-I nanti berlangsung hari Minggu, namun tidak sedikit para pekerja yang tidak dapat hak libur pada hari Minggu tsb, meski juga hal tsb telah menjadi kesepakatan kedua pihak sebelumnya. Namun mengingat pertandingan 26/12 nanti adalah partai final perhelatan sepakbola bergengsi dikawasan ini, dan entah kapan lagi kedua tim bisa berhadapan di partai final serta entah kapan pula rekan-rekan TKI punya kesempatan utnuk menyaksikan tim kebangaannya berlaga di tanah rantau mereka, maka hendaknyalah tidak ada keharusan bagi mereka untuk tetap masuk bekerja pada hari tsb. Sehingga adalah wajar sekiranya mereka memohon izin untuk tidak masuk bekerja dan beramai-ramai ke stadion Bukit Jalil. "Encik, izinkan kami ke Bukit Jalil !!!"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H