Lihat ke Halaman Asli

Korban Kompasianer Ferri Melson Tafzi

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kalaupun ada seseorang yang harus “dituduh” yang telah menyebabkan saya akhirnya ‘terjerembab’ di sini, ialah kompasianer Ferri Melson Tafzi. Sebetulnya saya termasuk yang tak terlalu rajin melihat kompasiana, kadang masuk tanpa sengaja setelah mencari kata tertentu di mesin pencari tertentu, yang hasil pencariannya kadang menampilkan salah satu artikel di kompasiana. Jika hal itu menurut saya menarik, maka saya klick (meski tadinya bukan alamat itu yang saya cari) maka jadilah saya berada di halaman kompasiana. Biasanya, saya juga nggak pernah berlama-lama di halaman kompasiana dan saya ngga tahu mengapa. Entah karena terlalu banyak penulis, terlalu beragam topik, entah karena entah yang lainnya. Pastinya, kompasiana tidak termasuk site yang regular saya kunjungi. Namun kali-kali waktu adalah saya ke sana.

Adalah seorang kompasianer Ferri Melson Tafzi yang tanpa ia sadari telah “menjerat” saya nyantol di kompasiana. Mengapa ? Begini;

Sebetulnya saya saling mengenal dengan Bung Ferri (yg biasa saya panggil Mel) ini, meski kami tidak beraktifitas di dunia yang sama dan tidak bertemu setiap hari. Sewaktu kecil (SD) saya dan Mel pernah sekolah dan tinggal di daerah yang sama, yaitu Talu. (bagi yang belum pernah tahu dengan Talu dan ingin tahu sedikit tentang Talu, boleh main-main ke www.rangtalu.net). Jadi sedikit banyak saya tahu tentang Mel, sebagai teman. Dalam hal ini saya ingin sampaikan bahwa sepanjang yang saya tahu seorang Ferri Melson Tafzi adalah praktisi arsitek dan tidak pernah bersentuhan dengan dunia tulis menulis. Paling tidak itulah yang ada di ingatan saya sampai suatu hari, tepatnya 8 Desember kemaren ketika sekitar jam 8 pagi saya melihat nama Ferri Melson berada di halaman kompasiana dengan judul artikel Istri Cemberut Kompasiana Diseruput (http://umum.kompasiana.com/2009/12/08/isteri-cemberut-kompasiana-diseruput/). Dapat diduga selanjutnya, seolah ada system automatis, dari temuan mata, otak langsung perintahkan jemari untuk mengklick judul tsb.

Terus, apa hubungannya dengan “nyemplung”nya saya di halaman kompasiana ini ? Sederhana sekali, Ferri Melson (yg saya kenal sbg Mel) yg saya ketahui tidak pernah ada urusan dengan tulis menulis, tiba-tiba alias ujug-ujug saya membaca tulisannya, di kompasiana lagi. Sederhananya; Melson aja (yg latar belakangnya juga bukan penulis) bisa kenapa saya tidak ? Sesungguhnya saya “iri” dengan orang-orang yang mampu dan sering menulis, tapi selama inipun saya ngga pernah bermimpi untuk mencoba menulis. Selain ngga punya latar belakang menulis, ngga pernah bersentuhan dengan dunia tulis menulis, karena memang saya tidak punya dasar ilmu atau bekal ketrampilan menulis. Tetapi begitu selesai membaca artikel Ferri Melson tsb, timbul dalam diri saya keinginan yang menggebu-gebu untuk segera mendaftar di kompasiana, entah mengapa.

Maka jadilah hari ini, 9 Desember 2009 (gampangnya, pas hari Anti Korupsi Dunia) saya mendaftar di kompasiana, gara-gara menulisnya Ferri Melson. Jadilah saya “korban” Ferri ‘Kompasianer’ Melson Tafzi. Kalau sebelumnya saya hanya klick-baca-klick-baca, mungkin sekarang waktunya klick-tulis-click-tulis….

“Mel, sorry ya. Belum sempat mohon izin untuk menulis ini yg terinspirasi oleh tulisannya. Bagaimanapun, tengs ya. You’ve inspire me.”

Goresan pertama di Kompasiana, 091209.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline