Lihat ke Halaman Asli

Almira Tasya

Mahasiswa

Anak dengan Penderita Diskalkulia

Diperbarui: 20 November 2022   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Diskalkulia (Suharmini, 2015) merupakan ketidakmampuan berhitung yang disebabkan gangguan pada sistem saraf pusat. Siswa mengalami kesulitan dengan geometri, simbol, konsep angka yang sulit untuk ditambahkan, dikurangi, dibagi dan dikalikan.

Anak dengan Diskalkulia sering mengalami kesulitan atau sangat lamban dalam memahami angka dan aktivitas aritmatika dasar. Hal ini tentu berbeda dengan anak yang sudah bisa berhitung menggunakan rumus dasar namun kesulitan memahami rumus matematika yang rumit. Mereka juga kesulitan mengingat simbol-simbol yang berhubungan dengan matematika. Misalnya, mereka kesulitan memahami bahwa kata "empat" dan angka "4" adalah hal yang sama. 

Hal ini dikarenakan anak memiliki masalah otak yang berhubungan dengan kognisi matematis. Anak-anak dapat mengalami diskalkulia karena faktor genetik, kelahiran prematur, dan konsumsi alkohol selama kehamilan.

Gejala Diskalkulia biasanya ditandai dengan daya ingat anak yang lebih lemah, visual-spatial, penalaran, dan pemikiran logis (kemampuan berpikir rasional dan logis). Gejala dapat dimulai saat anak berada di taman kanak-kanak atau balita.

1. Pada Fase Anak Pra Sekolah
Ketika anak Diskalkulia memasuki fase ini, merek mengalami gejala seperti :
• Sulit mengingat hal yang berhubungan dengan nomor, seperti nomor telepon dan nomor rumah
• Sulit membedakan bentuk warna benda
• Sulit menghitung urut mulai 1-10

2. Pada Fase Anak Sekolah Dasar (SD)
Ketika anak Diskalkulia memasuki fase ini, merek mengalami gejala seperti :
• Sulit membedakan arah
• Sering menghindari permainan angka
• Sulit membedakan kurang dari, lebih dari, lebih kecil, dan lebih besar
• Bingung bahkan kesulitan membaca analog jam

3. Pada Fase Anak Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Ketika anak Diskalkulia memasuki fase ini, merek mengalami gejala seperti :
• Sulit dalam menggabungkan kata-kata
• Sulit mengingat rumus Matematika
• Sulit mengingat nilainya sendiri
• Sulit mengerjakan PR Matematika atau bidang lain yang berhubungan dengan menghitung

4.Pada Fase Anak Sekolah Menengah Atas (SMA)
Ketika anak Diskalkulia memasuki fase ini, merek mengalami gejala seperti :
• Sulit memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan saat mereka mengerjakan tugas
• Sulit menghitung bahkan ketika dikategorikan sebagai perhitungan dasar
• Sulit mengingat nomor kelas
• Sulit memahami jam malam mereka
• Sulit menghitung pengeluaran mereka sendiri

Untuk membantu anak-anak dengan Diskalkulia adalah dengan mengulang materi yang sudah diajarkan kepada mereka . inilah yang perlu dilakukan guru dalam merangsang dan memberikan motivasi kepada anak untuk berpikir guna meningkatkan rasa ingin tahunya tentang apa yang akan mereka hadapi setelahnya.


Oleh karena itu strategi atau pendekatan
Ini membantu anak dengan Diskalkulia adalah dengan mengajukan pertanyaan secara bertahap dan berkelanjutan, ini berarti anak dengan kesulitan belajar Diskalkulia dapat diatasi dengan beberapa cara yaitu dengan
membimbing dan membiasakan diri untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan matematika.

Referensi :
Satrianawati. Strategi Pembelajaran bagi anak Diskalkulia. Hal 50-52
Suharmini, Tin. Aspek-Aspek Psikologis Siswa Diskalkulia. Jurnal Pendidikan Khusus Vol.1. No. 2. November 2005. Hal 76

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline