Lihat ke Halaman Asli

Almira Ramada

Fresh Graduate in Journalism

Menjelajahi Hutan dan Samudera di Tengah Mal Bersama Jakarta Aquarium & Safari

Diperbarui: 20 April 2022   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Samudera dalam Tabung. Terletak di lantai bawah JAQS, akuarium tabung ini menjadi salah satu spot foto favorit para pengunjung. (Foto: Almira Ramada)

Tiga ekor berang-berang berlarian melintasi bebatuan di pinggir sebuah kolam. Melihat dua berang-berang lainnya muncul dari dalam air, ketiganya langsung terjun dan bergabung dengan mereka. Dari kejauhan, seorang balita dengan rambut dikucir dua menyaksikan kejadian itu. Ia bertepuk tangan seraya tertawa senang menonton interaksi mereka.

Tak jauh dari sana, sebuah keluarga berpose di depan kandang serval dan menghadap ke arah kamera. Sang ayah menggelitiki buah hatinya yang duduk di atas kereta dorong, mengajaknya memberikan senyuman terbaiknya. Dalam hitungan ketiga, terdengar suara jepretan kamera. “Nanti hasilnya bisa diambil di pintu keluar, ya, Pak,” ujar pria berkaus biru dengan tulisan “fotografer” yang tercetak di bagian punggungnya.

Suasana tersebut bukan berlatar di tempat wisata alam, melainkan di Neo Soho Mall, Jakarta Barat. Di dalam pusat perbelanjaan itu, terdapat area konservasi indoor terbesar di Indonesia, yaitu Jakarta Aquarium & Safari (JAQS). Area seluas sekitar satu hektar ini merupakan rumah bagi lebih dari 3.500 spesies hewan akuatik dan nonakuatik yang dapat dijumpai di seluruh penjuru area.

Menatap ke Luar. Seekor serval memperhatikan para pengunjung yang berdiri di sisi lain pembatas kaca. (Foto: Almira Ramada)

Letaknya yang di dalam mal tidak hanya memberi JAQS nilai keunikan, tetapi juga nilai kelebihan. Sofyan, salah seorang pengunjung, mengaku memilih berwisata di JAQS karena aksesnya yang relatif mudah. “(Lokasinya) di jalan utama, jadi kalau sambil lewat pun bisa (dikunjungi),” ujarnya.

Memasuki area JAQS, pengunjung langsung disambut oleh banyaknya akuarium dalam berbagai bentuk dan ukuran. Masing-masing akuarium diisi puluhan satwa akuatik yang mayoritas berjenis ikan. Adapun satwa akuatik jenis lain di area itu terdiri dari anemon, ubur-ubur, lobster, dan lain-lain.

Lebih dalam menyusuri situs JAQS, pengunjung akan menyadari bahwa tidak semua satwa di tempat itu bersifat akuatik. Satwa nonakuatik pertama yang akan pengunjung lihat adalah serval (kucing hutan asal Afrika). Apabila masuk beberapa langkah lagi, pengunjung juga akan menjumpai tupai, burung serak jawa, dan lemur berlorek hitam-putih.

Ragam satwa nonakuatik di JAQS memang tidak kalah dengan satwa akuatiknya. Di samping unggas dan mamalia, terdapat beberapa jenis reptil, seperti ular, katak, dan kura-kura. Selain itu, juga terdapat beberapa jenis serangga dan artropoda, seperti kumbang raksasa dan tarantula.

Satwa-satwa di JAQS pun tidak hanya berasal dari dalam negeri. Sebagian dari mereka memiliki habitat asal di berbagai penjuru dunia. Contohnya, lemur berlorek hitam-putih yang berhabitat asal di Madagascar, serta penguin Humboldt dan ikan piranha yang berhabitat asal di Amerika Selatan.

Belajar Jenis-jenis Ikan. Seorang ayah memperkenalkan jenis-jenis ikan di dalam akuarium kepada anaknya. (Foto: Almira Ramada)

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline